Penduduk Miskin di Banten Capai 772 Ribu Orang

Ketua Tim Sosial BPS Provinsi Banten, Adam Sofian.--
TANGERANGEKSPERS.ID, SERANG — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten mencatat, pada Maret 2025 penduduk miskin di Banten mencapai 772,78 ribu orang atau sebesar 5,63 persen.
Meski cukup tinggi, persentase penduduk miskin mengalami penurunan sebesar 0,07 persen atau turun sebanyak 4,7 ribu orang dari September 2024. Kemudian turun 0,21 persen atau turun sebanyak 18,83 ribu orang dari Maret 2024.
Ketua Tim Sosial BPS Provinsi Banten, Adam Sofian, mengatakan, secara umum dalam periode 10 tahun terakhir atau 2015–2025 tingkat kemiskinan di Banten cenderung fluktuatif, baik dari sisi jumlah maupun persentase.
Kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode September 2017 dan September 2018 dipicu oleh kenaikan harga barang kebutuhan pokok sebagai dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak.
Sedangkan pada periode September 2020 sampai dengan Maret 2021, kenaikan jumlah dan persentase penduduk miskin disebabkan oleh munculnya pandemi Covid-19.
"Namun dalam tiga periode terakhir secara konsisten terus alami penurunan, hingga yang terbaru mencapai 772,78 ribu orang," katanya dalam keterangan, Minggu (27/7).
Ia menjelaskan, berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2024–Maret 2025, jumlah penduduk miskin perkotaan naik sebesar 21,4 ribu orang, sedangkan di perdesaan turun sebesar 26,1 ribu orang.
"Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 5,57 persen menjadi 5,58 persen. Sementara itu, di perdesaan turun dari 6,20 persen menjadi 5,89 persen," ujarnya.
Adam memaparkan, garis kemiskinan pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp684.232 per kapita per bulan, dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp499.525 atau 73,01 persen, dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp184.707 atau 26,99 persen.
Dibandingkan September 2024, garis kemiskinan Maret 2025 naik sebesar 2,52 persen. Sementara jika dibandingkan Maret 2024, terjadi kenaikan sebesar 4,59 persen.
"Jadi penduduk miskin itu penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan ini," ungkapnya.
Berdasarkan survei BPS Banten, beras masih menjadi komoditas makanan dengan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan, baik di perkotaan maupun perdesaan, yakni sebesar 17,84 persen di perkotaan dan 22,27 persen di perdesaan.
Selanjutnya, disusul rokok kretek filter yang memberikan sumbangan terbesar kedua terhadap garis kemiskinan: di perkotaan sebesar 13,59 persen dan di perdesaan sebesar 18,33 persen.
Komoditas lainnya adalah telur ayam ras 4,38 persen di perkotaan dan 3,07 persen di perdesaan, daging ayam ras 3,81 persen di perkotaan dan 2,41 persen di perdesaan, kopi bubuk dan kopi instan 2,87 persen di perkotaan dan 2,90 persen di perdesaan, roti 2,60 persen di perkotaan dan 2,36 persen di perdesaan.
Sumber: