Dinkes Kabupaten Serang Temukan 147 Kasus Suspek Campak, 14 Orang Dinyatakan Positif

Dinkes Kabupaten Serang Temukan 147 Kasus Suspek Campak, 14 Orang Dinyatakan Positif

Petugas Survailans Dinkes Kabupaten Serang melakukan penanganan anak yang terkena Campak di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, beberapa waktu lalu. (DINKES KABUPATEN SERANG FOR TANGERANG EKSPRES)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Dari Januari sam­pai pekan kedua Agustus 2025, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang mene­mukan ada 147 kasus suspek Campak di beberapa keca­matan di Kabupaten Serang.

Dari kasus tersebut, 14 orang dinyatakan positif Campak berdasarkan hasil labo­ratorium BBPKL di Jakarta. 

Sisanya 113 orang negatif dan 12 orang masih dalam pemeriksaan laboratorium. Kemudian, satu orang positif Campak Rubella dan tujuh orang lainnya dalam perawat­­an rumah sakit, karena secara klinisnya sudah memenuhi kriteria positif diagnosa. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Serang, dr. Istianah Hariyanti menga­takan, penyebaran kasus Campak pada 14 orang yang positif paling banyak berada di Kecamatan Kragilan empat orang, Cikande dua orang, dan Pontang dua orang.

Lantas Kecamatan Tanara, Cikeusal, Waringinkurung, Bojonegara, Kramatwatu, dan Binuang, masing-masing satu orang.

Dengan banyaknya kasus campak yang ditemukan, artinya kerja petugas surv­eilans sudah sangat bagus, karena mereka rutin mela­kukan penyisiran dan apabila ditemukan langsung dilakukan penindakan.

"Ada yang Campak Rubella satu orang ditemukan di Keca­­matan Pabuaran. Kalau me­lihat dari penyebarannya ham­pir semua kecamatan ada dite­mukan Campak. Alham­du­lillah, survailans ini tugasnya sudah bagus, dipe­riksa ke laboratorium yang positif hanya 14 kasus, artinya kekebalan tubuh karena imu­nisasi kita sudah cukup me­nam­­pakkan hasilnya bagus," katanya ke­pada wartawan melalui telepon seluler, Kamis (28/8).

Istianah mengatakan, setiap petugas survailans menemu­­kan suspek Campak yang di­tandai dengan demam tinggi dan timbul ruam merah di tubuh. Suspek itu langsung diambil darahnya untuk diki­rim ke laboratorium dalam rangka pemeriksaan.

Hasil laboratorium paling cepat tiga hari, akan ketahuan apa­kah positif Campak atau tidak. Jika kondisinya makin mem­­­buruk, akan dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih intensif.

"Sambil menunggu hasil laboratorium keluar, kita tidak diam tetap dilakukan penin­­­dakan, karena campak ini be­lum ada obat untuk mema­­tikan virusnya. Jadi, yang kita berikan terapi suportif sesuai dengan gejalanya, misalnya demam tinggi kita berikan obat turun panas, lalu vitamin A untuk meningkatkan keke­balan tubuh, dan lainnya," ujarnya.

Kata Istianah, campak ini bisa berujung pada penyakit komplikasi lain apabila telat ditangani, seperti menye­babkan radang paru-paru, bahkan sampai radang otak.

Campak ini juga merupakan penyakit yang bisa menular melalui percikan ludah dan ingus akibat batuk pileknya, maka pihaknya melakukan pencegahan terhadap ma­syarakat yang rentan ter­papar disekitarnya.

Terdapat kegiatan berupa penyelidikan epidemiologi dengan memeriksa minimal 40 rumah di sekitar seseorang yang terkena campak. Hal itu dilakukan untuk mengetahui apakah ada anak-anak atau orang dewasa mengalami gejala yang sama.

"Kita kunjungi ke rumah-rumah di sekitar. Kalau ada yang terkena langsung, dila­kukan pengobatan dan pence­gahan. Selain itu, kita cek juga status imunisasinya sama diberikan vitamin A terhadap yang rentan terpapar, untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kalau belum lengkap imunisasinya, kita langsung lengkapi hari itu juga," tuturnya.

Sumber: