100 Kasus Positif HIV/AIDS Mayoritas Kalangan LSL

Wakil Bupati Serang Muhammad Najib Hamas menyampaikan sambutan, pada acara pertemuan penguatan forum kemitraan lintas sektor, untuk percepatan penanggulangan HIV AIDS ruang rapat TB Suwandi, Senin (15/9). (AGUNG GUMELAR/TANGERANG EKSPRES)--
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang mencatat, dari hasil pemeriksaan terdapat lebih dari 100 kasus positif HIV/AIDS ditemukan di beberapa wilayah.
Dari jumlah tersebut, mayoritas yang terkena HIV/AIDS ini berasal dari kalangan Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), namun semuanya sudah diobati agar tidak menjadi sumber penularan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, banyaknya kasus HIV/ AIDS di Kabupaten Serang ini hasil dari aktif melakukan pemeriksaan di beberapa wilayah, yang sampai saat ini ditemukan kasusnya mencapai 100 orang terkonfirmasi positif HIV/AIDS.
Namun, dari penemuan kasus tersebut pihaknya langsung melakukan upaya eliminasi dengan cara pengobatan, supaya tidak menjadi sumber dari penularan yang ditularkan oleh si penderita ini.
"Kita aktif melakukan pemeriksaan, berdasarkan data terakhir sudah diangka 100 orang yang positif HIV/AIDS. Jadi, penyakit menular ini seperti fenomena gunung es, semakin kita mencari kasusnya, semakin banyak di temukan, dan kita langsung eliminasi semua di obati sehingga tidak menjadi sumber penularan," katanya kepada wartawan usai pertemuan penguatan forum kemitraan lintas sektor, untuk percepatan penanggulangan HIV/AIDS ruang rapat TB Suwandi, Senin (15/9).
Istianah mengatakan, mereka yang positif HIV AIDS ini mayoritas berasal dari kalangan LSL yang ternyata masih ditemukan di Kabupaten Serang, dari berbagai latar belakang baik usia, pendidikan, pekerjaan, etnis, dan agama, termasuk mahasiswa, karyawan swasta, dan profesional.
Namun, LSL ini lebih berfokus pada tindakan seksual, yaitu pria yang berhubungan seks dengan pria, bukan sekadar ketertarikan pada sesama jenis, hanya merujuk pada perilaku seksual.
"LSL ini, perilaku seksual yang tentu menyimpang antara lelaki dengan lelaki itu sangat beresiko tinggi terhadap penularan HIV AIDS. Jadi, ada berbagai versinya seperti, dia memang gay dan atau perilaku seksualnya yang menginginkannya dengan lelaki," ujarnya.
Ada berbagai faktor penyebab terjadinya HIV/AIDS bukan hanya karena LSL, kata Istianah, bisa juga disebabkan sering gonta-ganti pasangan seks, hubungan seksual tanpa pengaman, jarum suntik untuk narkoba, transfusi darah yang tidak steril, dan lain sebagainya.
Adapun ciri-ciri seseorang terkena HIV/AIDS untuk pertama kali yaitu, gejala awalnya ditandai dengan demam, mudah terserang akan penyakit, hingga penurunan berat badan secara drastis.
"Virus ini, menyebar melalui cairan tubuh tertentu seperti darah, cairan vagina, air mani, dan ASI, lalu penularannya dapat terjadi bahkan di beberapa minggu pertama setelah seseorang terinfeksi. Kemudian, masa inkubasi virus ini di dalam tubuh bisa bervariasi pada tiap pengidapnya, namun rata-rata sekitar dua sampai empat minggu setelah terinfeksi," ucapnya.
Dikatakan Istianah, pencegahan yang dapat dilakukan supaya terhindar dari virus HIV AIDS ini dengan cara, Abstainen atau tidak melakukan hubungan seksual yang beresiko, Be faithful atau berhubungan seksual dengan satu pasangan saja.
Kemudian, penggunaan pengaman atau kondom, no drugs use atau tidak menggunakan narkoba jenis apapun, dan terkahir edukasi atau dapatkan informasi yang benar dan tepat tentang HIV AIDS.
"Himbauan untuk terhindar dari HIV AIDS ada lima langkah namanya ABCDE yaitu, A Abstainen atau jangan seks bebas dan beresiko, B Be faithful atau setia dengan satu pasangan, C atau pakailah kondom untuk kalangan yang masih jorok perilaku seksualnya. Kemudian, D no Drugs atau jangan pakai narkoba jenis apapun, dan terakhir E edukasi atau dapatkan informasi yang benar dan tepat tentang HIV AIDS," tuturnya.
Sumber: