Penerapan Deep Learning Masih Jadi Kendala

KENDALA: Penerapan deep learning, masih menjadi kendala di tingkat SD yang ada di Kabupaten Tangerang. Hal tersebut, karena ada beberapa point yang belum biasa di jalankan di sekolah.(Randy/Tangerang Ekspres)--
TANGERANG — Penerapan Deep Learning di tahun ajaran baru masih belum sepenuhnya dilakukan oleh SDN Ciangir I, Kecamatan Legok. Hal tersebut karena ada beberapa persoalan yang belum bisa dijalankan.
Kurikulum merdeka saja, sampai saat ini masih setengah di jalankan SDN Ciangir I. Hal tersebut, karena ada beberapa elemen yang belum bisa digunakan. Salah satunya adalah pemanfaatan digital belajar. Ini akibat terbatasnya sarana dan prasarana hingga belum dapat diterapkan dalam menjalankan kurikulum merdeka.
Kepala SDN Ciangir I Didy Hidayatullah mengatakan, penerapan deep learning masih belum sepenuhnya bisa di jalankan, hal tersebut masih mengacu pada proses penerapan kurikulum merdeka yang saat ini digunakan tetapi tidak semua point dapat dilakukan dalam proses pembelajaran.
”Kurikulum merdeka kita belum semuanya diterapkan karena Sumber Daya Manusia (SDM) kita terbatas. Guru dituntut untuk bisa semuanya dalam kurikulum merdeka, bahkan siswa dituntut untuk dapat belajar mandiri. Saya rasa, jika seperti itu siswa SD akan kehilangan arah dalam dunia pendidikan,” ujarnya Tangerang Ekspres, Selasa (22/7).
Didy menambahkan, dalam kurikulum merdeka, guru bukan hanya mengajar saja tetapi ada berbagai macam tugas yang harus dilakukan. Sedangkan, guru berstatus PNS masih kurang. Alhasil, penerapan kurikulum merdeka dan juga deep learning, masih dalam proses dan tidak sepenuhnya bisa diterapkan.
”Saat ini, kita hanya bisa menggunakan kurikulum merdeka yang mudah kita gunakan, dan dapat diterima oleh siswa. Jika dipaksakan, maka proses belajar akan terganggu dan juga siswa tidak biasa menerima materi pembelajaran,” paparnya.
Terkait deep learning, jelasnya lagi, sebelumnya sudah ada sosialisasi dari kementerian pendidikan tetapi sifatnya hanya penambahan dari kurikulum merdeka saja. Ada empat point dalam penerapan deep learning diantaranya, praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pemanfaatan digital.
”Ada beberapa point yang kita ambil, tetapi kita kolaborasikan dengan fakta di sekolah. Karena siswa SD harus penuh perhatian dalam belajar. Jika kita lepas atau menerapkan belajar mandiri maka siswa tidak akan punya arahan dalam belajar. Sebenarnya mudah saja, tetapi jika di terapkan di SD mungkin butuh waktu panjang,” tutupnya.(ran)
Sumber: