Sekolah Rakyat Kota Serang Masih Minim Peminat

Sekolah Rakyat Kota Serang Masih Minim Peminat

Wakil Wali Kota Serang, Nur Agis Aulia saat diwawancarai oleh wartawan di Puspemkot Serang, Rabu (23/7). (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Program Sekolah Rakyat (SR) Pemerintah Kota Serang yang digagas untuk memberikan akses pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu, hingga kini belum diminati secara optimal.

Sejak dibukanya pendaftaran beberapa waktu lalu, baru 31 siswa yang mendaftar untuk jenjang SD dan SMP.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang, Muhammad Ibra Gholibi mengatakan, pihaknya masih membuka penerimaan peserta didik baru hingga akhir Juli 2025 mendatang, menjelang dimulainya kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Agustus.

“Hingga saat ini jumlah siswa yang mendaftar baru 31 orang. Untuk SD baru 12 siswa, dan SMP sebanyak 19 siswa. Kita (Pemkot Serang-red) masih membuka penerimaan siswa Sekolah Rakyat,” kata Ibra, Rabu (23/7).

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar Sekolah Rakyat direncanakan berlangsung di Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Serang atau yang lebih dikenal sebagai BLKI Karundang, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang. Sedangkan untuk jenjang SMA, akan dipusatkan di BBPVP Kota Tangerang Selatan.

Ibra menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan program Sekolah Rakyat, seluruh kebutuhan siswa telah ditang­gung pemerintah. Mulai dari seragam sekolah, tempat tinggal, makan dan minum, hingga guru pengajar.

“Siswa hanya diminta untuk fokus belajar, berkenaan semua kebutuhannya mulai dari seragam, tempat tinggal, guru, makan dan minum, semuanya telah disediakan oleh pemerintah,” ujarnya.

Dinsos Kota Serang mene­tapkan kuota sebanyak 50 siswa untuk jenjang SD dan 50 siswa untuk jenjang SMP. Namun dengan waktu pen­daftaran yang tersisa, pihaknya mendorong seluruh pihak ikut serta dalam menjaring calon siswa.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Serang, Nur Agis Aulia menegaskan bahwa upaya sosialisasi program Sekolah Rakyat telah dilakukan secara menyeluruh.

Melalui lurah, RT, RW, hingga para pendam­ping Program Keluarga Ha­rapan (PKH), ajakan untuk mengikuti program ini terus digalakkan.

“Perihal Sekolah Rakyat sudah disosialisasikan. Lurah, RT, RW, semuanya bergerak termasuk pendamping PKH supaya dapat muridnya,” ujar Agis.

Bahkan, ia mendorong peran media massa turut serta dalam menyebarluaskan informasi tersebut kepada masyarakat.

“Makanya teman-teman juga bantu. Kan saya sudah sampaikan ya kemarin waktu ke pembukaan SR, bahwa teman-teman media juga bisa bantu mencari kalau memang ada, ya tinggal langsung ko­munikasi dengan Dinas So­sial,” tambahnya.

Terkait rendahnya jumlah pendaftar, Agis menilai ada beberapa kemungkinan pe­­nyebab. Pertama, sosialisasi yang belum sepenuhnya men­­jangkau seluruh warga.

Sumber: