Kali Angke Dangkal dan Banyak Sampah, Penyebab Banjir Tangsel dan Kota Tangerang

Kali Angke Dangkal dan Banyak Sampah, Penyebab Banjir Tangsel dan Kota Tangerang

Gubernur Banten Andra Soni menaiki perahu karet menyusuri Kali Angke bersama Wali Kota Tangerang Sachrudin, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie dan Kepala BBWS Banten David Partonggo Marpaung, Rabu (23/7). (Miladi Ahmad Cemol/Tangerang Ekspres)--

TANGERANGEKSPRES.ID, KOTA TANGERANG — Dalam upaya mengatasi banjir, khususnya  di wilayah Kota Tangsel dan Kota Tangerang, Gubernur Banten Andra Soni menaiki perahu karet menyusuri Kali Angke.

Ia bersama Wali Kota Tangerang Sachrudin, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie dan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Provinsi Banten David Partonggo Marpaung susur Kali Angke, yang melintasi Kota Tangsel hingga Kota Tangerang, Rabu (23/7).

Mereka melakukan susur sungai sepanjang 10 kilo meter mulai dari Fortune, Kelurahan Paju Jaya, Kecamatan Serpong Utara, Kota Tangsel hingga bendungan Polor, Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang. 

Dalam usur sungai tersebut, menemukan penyebab banjir yang menggenangi wilayah Kota Tangsel dan Kota Tangerang. Diantaranya, adanya pembangunan tanggul belum tuntas lantaran terkendala pembebasan lahan.

Kemudian adanya tanah tumbuh, sehingga mempersempit aliran sungai dan menyebabkan sedimentasi di Kali Angke. Serta banyaknya sampah di aliran Kali Angke tersebut. Andra mengatakan, kegiatan susur sungai Kali Angke tersebut guna menjadi bahan kajian dalam upaya mengatasi banjir.

Namun demikian, penyelesaian permasalahan banjir tersebut perlu dilakukan kolaborasi antar wilayah. Mulai dari hulu Kali Angke yaitu Provinsi Jawa Barat, kemudian wilayah Provinsi Banten dan hilirnya di wilayah Provinsi Jakarta.

"Penanganan banjir ini tidak bisa parsial. Sebuah keharusan kita harus berkoordinasi dengan Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Jakarta," ungkap Andra Soni.

Namun demikian, di wilayah Banten yaitu Kota Tangerang maupun Kota Tangsel, temuan-temuan hasil kegiatan susur sungai Kali Angke perlu dilakukan penyelesaian secara konkret dan cepat. Seperti perlunya dilakukan pembebasan lahan di beberapa lokasi di wilayah Kota Tangerang.

"Beberapa persoalan, secara teknis perlu didiskusikan bersama dalam merancang mengkaji dan melakukan sebuah upaya-upaya yang dibenarkan oleh undang-undang. Sehingga penyelesaian permasalahan banjir konkret," ujarnya.

Andra optimistis jika mengatasi permasalahan banjir dilakukan dengan semangat kebersamaan berkolaborasi antar wilayah, khususnya tiga provinsi tersebut akan cepat teratasi.

"Kita mencoba untuk mencarikan solusinya. Karena saya yakin serterjal apapun seberat apapun selama kita bersama-sama Insyaallah pasti kita akan bisa mencarikan solusinya," tandasnya.

Disinggung apakah ada bantuan dari Provinsi Banten terkait  pembebasan lahan, Andra Soni menyebut penanganan banjir ini harus dilakukan kolaborasi. Terkait anggaran pembebasan lahan pihaknya bersama Pemkot Tangerang akan melakukan pembahasan terlebih  dahulu.

"Niatannya adalah secara bersama-sama kita menangani permasalahan banjir, misal dari BBWS bisa membangun tanggulnya. Pemprov Banten bisa melakukan pengerukannya, ini lah yang disebut kolaborasi. Karena keberadaan gubernur adalah perwakilan pemerintah pusat yang ada di daerah," katanya.

"Jadi apa yang disampaikan Pak Wapres ke Pak Wali Kota Tangerang kemarin saat meninjau banjir di Ciledug, kami tindaklanjuti. Salah satunya adalah kami belanja masalah. Nantinya tim teknis yang merumuskan apa yang kami sampaikan, apa solusinya, dan solusi itu bukan reaksional tapi berdasarkan kajian," tandasnya lagi.

Sumber: