SDN Ciangir II Kampanye Anti Bullying

SDN Ciangir II Kampanye Anti Bullying

ANTI BULLYING: Siswa SDN Ciangir II, melakukan kampanye anti bully yang dilakukan di halaman sekolah, Selasa (22/7).(Randy/Tangerang Ekspres)--

TANGERANG — Sebagai bentuk komitmen sekolah ramah anak, SDN Ciangir II, Kecamatan Legok, melakukan kampanye anti bullying. Kampanye ini  untuk menjaga anak-anak terhindar dari kasus bullying antar siswa.

Kasus bullying sering terjadi, dan harus dilakukan pengawasan ketat pihak sekolah agar tidak terjadi SDN Ciangir II. Tahun ajaran baru ini menjadi moment untuk mene­gaskan bentuk komit­men panjang SDN Ciangir II. Se­luruh ekosistem SDN Ciangir II akan konsisten melakukan peng­awasan terhadap anak didiknya agar tidak ada kasus bullying di sekolah. 

Kasus bullying terjadi karena kurangnya pengawasan semua element. Kasus bullying bisa me­rusak mental korban yang mene­rima bullying. Kepala SDN Ciangir II Kusto mengatakan, tahun ajaran baru menjadi sebuah komitmen panjang SDN Ciangir II dalam pencegahan kasus bullying di sekolah. Meski sejauh ini tidak ada kasus bullying  di SDN Ciangir II,  akan tetapi pengawasan dan pencegahan harus terus dilakukan agar tidak kejadian kasus bullying di sekolah.

”Konsep sekolah ramah anak, salah satunya adalah tidak ada kasus bullying. Kami selaku seko­lah berkomitmen untuk terus me­lakukan pencegahan dan peng­awasan agar tidak terjadi kasus bullying di sekolah kami. Selain itu, kita sangat ketat mela­kukan pengawasan terhadap sis­wa,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Selasa (22/7).

Kusto menambahkan, peng­awasan siswa bukan saja hanya di sekolah, melainkan di rumah orang tua juga wajib melakukan pengawasan. Menurutnya, kasus bullying terjadi akibat siswa me­nonton video yang mengandung konten kekerasan,  yang dampak­nya siswa tersebut menjadi ter­pengaruh dan juga melakukan aksi bullying.

”Kalau di sekolah kita lakukan pengawasan terhadap siswa dari sisi bermain mereka. Kalau terlihat ada yang janggal, seperti bercanda berlebihan maka kita akan tegur. Hal tersebut agar siswa tidak ber­lebih-lebihan yang berujung bisa mengakibatkan bullying,” pa­par­nya.

Ia menjelaskan, komitmen seko­lah terus berjalan dalam melin­dungi seluruh siswa dari bullying. Ini agar siswa mendapatkan per­hatian khu­sus dan juga tidak berani me­lakukan aksi yang bukan seharusnya dilakukan oleh pelajar. Apalagi anak SD saat ini buruh bimbingan dan juga perhatian lebih.

”Kasus bullying bisa siapa saja yang melakukan, anak SD pun bisa menjadi pelaku bullying. Maka itu, kami terus melakukan pengawasan ketat terhadap siswa agar mereka tidak melakukan. Selain itu, perbanyak Kegiatan bisa juga menghilangkan pola pikir siswa untuk tidak melakukan tindakan yang tidak terpuji,” tu­tupnya.(ran)

Sumber: