Baru Satu Kopdes yang Beroperasi

Baru Satu Kopdes yang Beroperasi

Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid meninjau toko sembako lini usaha Koperasi Desa Merah Putih Desa Sarakan, Kecamatan Sepatan, usai zoom meeting peresmian koperasi merah putih bersama Presiden Prabowo Subianto. - (Asep Sunaryo/TangerangEkspres)-

TANGEANGEKSPRES.ID, TIGARAKSA - Koperasi Desa atau Kelurahan (Kopdes/Kopkel) Merah Putih di Kabupaten Tangerang baru satu yang punya kantor, punya usaha, punya modal dan struktural kepengurusan jelas. Sisanya, di desa maupun kelurahan baru sebatas menerima legalitas berupa Administrasi Hukum Umum (AHU) dari Kementerian Hukum. Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Tangerang RD Anna Ratna Maemunah.

Kata dia, total sudah ada 246 Kopdes dan 28 Kopkel Merah Putih yang sudah mendapat legalitas dari kementerian. "Yang baru punya kantor, punya usaha itu Kopdes Sarakan, Kecamatan Sepatan, baru satu," katanya, Rabu (23/7). Lanjut Anna, Dinas Koperasi dan Usaha Mikro berperan di koperasi merah putih dalam hal pembinaan, pengembangan dan pemberdayaan. Sehingga, kata dia, pengurus koperasi desa atau kelurahan merah putih memiliki pengetahuan yang mumpuni terkait perkoperasian.

"Jadi dinas koperasi melakukan pembinaan penyuluhan, juga melakukan bimtek untuk koperasi desa. Kebanyakan adalah orang yang punya literasi kurang terkait koperasi. Karena kebanyakan mereka masyarakat umum, pengusaha, yang terlibat di koperasi ini," jelasnya. Terkait dengan akses permodalan ke Bank Himpunan Negara (Himbara), Anna mengatakan, dinas hanya melakukan monitoring dan evaluasi dari sisi laporan keuangan dan digitalisasi koperasi. Sebab, akses modal langsung diberikan bank kepada koperasi merah putih tanpa ada rekomendasi atau perantara pemerintah daerah.

"Terkait akses modal ke Bank Himbara, itu langsung bisnis to bisnis antara bank dengan koperasi. Bank menyalurkan langsung ke koperasi dan koperasi bertanggung jawab terhadap pengembaliannya. Kami tugasnya melakukan monitoring dan evaluasi. Tugasnya memberikan pelatihan dan bimbingan teknis, nih laporan keuangan harus begini, nih digitalisasi begini, harapannya seluruh koperasi merah putih digitalisasi. Karena digitalisasi memudahkan akses perbankan," paparnya.

Kendala yang umum ditemukan di lapangan selama bimtek koperasi merah putih adalah tentang pengetahuan. Anna menyebutkan, pengurus belum memiliki pengetahuan koperasi yang mumpuni sehingga menjadi hambatan. "Kendala umum pengetahuan, karena ini koperasi baru semuanya rata-rata belum punya pengetahuan mumpuni tentang koperasi. Kedua tentunya permodalan. Karena permodalan itu ada di anggota, ada simpanan pokok, ada simpanan wajib. Itu jumlahnya belum terlalu banyak. Itu menjadi hambatan atau kendala bagi mereka untuk berinovasi," jelasnya.

Namun, saat ini pemerintah daerah sudah menyiapkan koperasi merah putih percontohan di Desa Sarakan, Kecamatan Sepatan. Hanya satu-satunya koperasi merah putih yang sudah operasional. "Sekarang kan sudah ada percontohan (Mock Up) Koperasi Merah Putih di Desa Sarakan, tinggal belajar ke sana, lihat tuh percontohannya. Belajar bagaimana mereka bisa mengembangkan dan memberdayakan koperasi melalui unit-unit usaha yang ada. Misalnya 

Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid, menyampaikan bahwa Koperasi Desa Sarakan menjadi contoh nyata yang bisa diadopsi oleh seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Tangerang.  “Kopdes Merah Putih di Desa Sarakan ini menjadi percontohan bagi 273 Kopdes lainnya. Kami harap keberhasilan ini bisa memotivasi daerah lain untuk segera mengoperasikan koperasi desanya masing-masing,” ujar Bupati Maesyal.

Koperasi ini dirancang sebagai pusat layanan masyarakat dengan berbagai unit usaha. Mulai dari kantor simpan pinjam, apotek, toko sembako, penjualan gas LPG, hingga klinik umum yang akan segera dibuka. Tak hanya itu, sektor pertanian dan perikanan juga menjadi perhatian utama dalam pengembangan usaha koperasi ini.

“Di sini ada budidaya lele dengan sistem bioflok, serta penanaman hortikultura dan jambu kristal. Semua ini dikelola oleh anggota koperasi dari kelompok tani lokal,” jelas Bupati. Lebih lanjut, Maesyal menjelaskan bahwa semua hasil pertanian dari anggota koperasi akan langsung dibeli oleh koperasi untuk didistribusikan ke pasar atau konsumen.

“Petani tak perlu khawatir soal pemasaran. Hasil panen mereka akan dibeli langsung oleh koperasi, sehingga mendukung keberlanjutan ekonomi desa,” tuturnya.

Program Koperasi Desa Merah Putih ini merupakan inisiatif nasional yang digagas oleh Presiden Prabowo sebagai upaya memperkuat ekonomi desa, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sistem koperasi modern.

“Dengan adanya 274 Kopdes di Kabupaten Tangerang, keberadaan Kopdes Sarakan ini menjadi percontohan yang strategis dalam mendukung visi Presiden untuk memperkuat ekonomi dari desa,” pungkas Maesyal. (sep)

Sumber: