Gerilya Pembangunan Kota Serang, Antara Berbenah atau Bersolek

Wali Kota Serang Budi Rustandi memaparkan rencana pembangunan dan penataan Kawasan Royal kepada warga serta para pedagang dalam pertemuan yang digelar beberapa waktu lalu.-(Aldi Alpian Indra/Tangerang Ekspres)-
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG – Geliat penataan Kota Serang terlihat agresif. Sejumlah pusat keramaian seperti Kawasan Royal, Pasar Kepandean, hingga Pasar Induk Rau (PIR) masuk dalam daftar penataan dan revitalisasi. Di berbagai titik, tampak tanda-tanda aktivitas pembangunan yang menunjukkan ambisi besar pemerintah untuk mempercantik wajah kota.
Namun, tidak semua warga memahami apa sebenarnya konsep dan arah besar dari penataan itu. Padahal, konsep dan arah pembangunan akan menentukan seberapa serius pembenahan wilayah ini dilakukan. Jika demikian, apakah geliat penataan itu lahir dari perencanaan matang, atau sekadar Fear of Missing Out (FOMO) agar Pemerintah Kota (Pemkot) terlihat punya banyak terobosan?
Di bawah kepemimpinan Wali Kota Budi Rustandi dan Wakil Wali Kota Nur Agis Aulia, Pemkot Serang menegaskan komitmen untuk menata ulang ruang kota secara menyeluruh. Arah pembangunan kini diarahkan pada tiga kawasan strategis, Pasar Induk Rau (PIR), Alun-alun Kota Serang, dan Kawasan Royal. Ketiganya dinilai sebagai simpul utama aktivitas sosial dan ekonomi yang akan menentukan wajah Serang ke depan.
Budi Rustandi mengatakan, penataan kota tidak boleh hanya berhenti pada tampilan fisik. Pembangunan, kata dia, harus mampu menghidupkan kembali roda ekonomi masyarakat.“Kita ingin pembangunan ini punya dampak langsung. Saya ingin masyarakat merasakan manfaatnya, bukan hanya melihat hasil fisiknya,” ujarnya, Kamis (16/8).
Menurutnya, pembangunan dan penataan ulang wilayah perkotaan menjadi hal penting karena selama beberapa tahun terakhir banyak sektor usaha yang mati suri akibat kurangnya daya tarik kota. “Dulu, banyak toko yang sepi dan kawasan ramai menjadi kosong. Karena itu saya ingin memperbaiki ruang-ruang publik agar ekonomi kembali berputar,” ucapnya.
Dari seluruh proyek pembangunan yang dirancang, Pasar Induk Rau (PIR) menjadi prioritas paling besar. Kawasan yang selama ini menjadi pusat perdagangan utama di Kota Serang itu akan dibenahi secara menyeluruh, mulai dari status aset, fasilitas pedagang, hingga manajemen pengelolaan. “Saya sudah tegaskan, pengelolaan Pasar Rau harus kembali ke pemerintah. Ini aset rakyat, bukan milik segelintir pihak,” kata Budi.
Menurutnya, penataan Pasar Rau bertujuan mengembalikan fungsi pasar sebagai pusat ekonomi rakyat. “Kita ingin pedagang punya tempat yang layak, bersih, dan tertib. Setelah pengambilalihan selesai, pasar ini akan kita kelola dengan konsep modern tapi tetap mempertahankan tradisi interaksi khas pasar rakyat,” jelasnya.
Selain pembenahan fasilitas, pemerintah juga menyiapkan langkah hukum untuk memastikan tidak ada lagi konflik kepemilikan dan pungutan liar di kawasan tersebut. “Saya sudah bilang, era pembiaran sudah berakhir. Kalau perlu, kita ambil langkah hukum agar aset ini benar-benar kembali ke Pemkot,” tegasnya.
Adapun kebutuhan pembangunan kembali Pasar Induk Rau diperkirakan mencapai Rp300 miliar, yang mencakup pembangunan kembali dari awal untuk gedung PIR
Fokus besar kedua Pemkot Serang adalah pembangunan Alun-alun Kota Serang. Kawasan ini tidak hanya menjadi simbol kota, tetapi juga akan difungsikan sebagai ruang publik yang nyaman dan ramah bagi semua kalangan.
“Alun-alun ini akan kita jadikan jantung kegiatan masyarakat. Akan ada area kuliner, taman terbuka, panggung hiburan, dan titik foto menarik. Kita ingin alun-alun jadi tempat warga bersantai sekaligus memperkuat kebersamaan,” ujar Budi.
Rencana penataan alun-alun juga sejalan dengan upaya memperindah wajah kota. Pemerintah akan memperbaiki pencahayaan, menambah pohon peneduh, serta memperluas area pedestrian. “Kalau alun-alun tertata, anak muda akan nongkrong di situ, warga senang datang ke pusat kota. Ini akan memicu ekonomi baru bagi pelaku usaha sekitar,” tambahnya.
Untuk mendukung rencana tersebut, Pemkot Serang mengalokasikan Rp 50 miliar dari APBD dalam pembangunan Alun-alun Kota Serang, yang akan mencakup revitalisasi total area pusat kota agar lebih modern, hijau, dan inklusif bagi masyarakat.
Selain dua titik utama tersebut, Kawasan Royal juga mendapat perhatian serius. Budi Rustandi menilai kawasan ini strategis sebagai pusat kegiatan ekonomi dan gaya hidup masyarakat Serang.
Sumber: