Budi Turun Langsung ke Pasar Induk Rau, Pedagang Curhat

Budi Turun Langsung ke Pasar Induk Rau, Pedagang Curhat

Wali Kota SeĀ­rang Budi Rustandi melakukan kunjungan ke ke Pasar Induk Rau (PIR) Kota Serang. (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Wali Kota Serang, Budi Rustandi, turun langsung ke Pasar Induk Rau (PIR) pada Jumat (26/9). Kunjungan ini dilakukan untuk mendengar langsung keluhan para pe­dagang terkait rencana revi­talisasi pasar sekaligus kondisi aktivitas jual beli yang bela­­­kangan disebut semakin lesu.

Dalam kunjungannya, Budi menegaskan bahwa Pemkot Serang tidak akan mengambil keputusan tergesa-gesa terkait masa depan PIR. Ia menyebut semua rencana perbaikan harus didasarkan pada hasil kajian teknis, baik dari sisi kekuatan bangunan maupun kebutuhan tata ruang.

“Hari ini saya melakukan kunjungan ke Pasar Rau. Saya ingin mengecek soal peno­lakan pedagang. Katanya me­nolak, ya ternyata karena kondisi pasar memang masih sepi. Tapi ini bagian dari kajian. Saya tidak bisa me­ngam­bil keputusan hanya berdasarkan omongan. Harus ada kajiannya dulu, apakah kuat atau tidak. Itu yang jadi dasar saya,” ujarnya. 

Budi juga membantah adanya isu pungutan tinggi yang disebut sebagai “tebus-menebus” kios, jika nantinya pengelolaan PIR diambil alih oleh Pemkot Serang. Me­nu­rutnya, biaya resmi sewa lahan di pasar justru murah jika dikelola pemerintah.

“Kalau sewa resmi dari pe­­­merintah malah murah, hanya Rp10 ribu per meter. Kalau dikalikan setahun, tidak sam­pai Rp10 juta. Itu langsung masuk ke kas daerah. Jadi sebenarnya murah. Tapi pedagang bilang sepi, ingin bikin pasar lebih menarik. Nah, bagaimana caranya? Apakah harus bangun baru atau cukup renovasi agar lebih menarik? Ini yang jadi pertim­bangan,” tambahnya.

Budi menegaskan, kunci pembangunan Pasar Rau tidak hanya berada di tangan pe­merintah, tetapi juga mem­butuhkan kekompakan peda­gang. Ia menyatakan siap melakukan perubahan demi kebangkitan pasar, asalkan sesuai dengan aturan dan hasil kajian teknis.

“Saya fleksibel, tapi tetap tegak lurus dengan aturan. Komitmen saya dari awal adalah menjadikan Pasar Rau ini lebih nyaman, bersih, dan modern. Tapi ya tetap, semua berdasarkan kajian. Kalau ingin Rau berubah jadi ikon kota, ayo kita bareng-bareng,” ucapnya.

Sementara itu, pedagang Pasar Induk Rau menyam­paikan keresahan mereka di hadapan Wali Kota. Mereka mengaku sepakat jika pe­ngelolaan pasar diambil alih oleh Pemkot Serang. Namun, para pedagang me­nolak jika solusi perbaikan dilakukan dengan cara pem­bongkaran total.

Salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya, mengatakan kondisi pedagang saat ini sedang sulit. Menurutnya, pasar sepi, area parkir terbatas, dan pengun­jung enggan datang.

“Kalau pengelolaan pasar diambil alih Pemkot, kami setuju, Pak. Tapi kalau sampai dibongkar, kami menolak. Kondisi pedagang sekarang sedang sulit. Tolong diper­timbangkan,” katanya

Ia menambahkan, jika dipin­dahkan ke lokasi penam­pungan sementara, pedagang akan semakin kehilangan pelanggan.

Pedagang pun berharap Wali Kota bisa menjadi penengah yang adil, memahami kondisi pedagang, dan mencari solusi yang tidak merugikan.

“Kami anggap Pak Wali sebagai orang tua kami. Tolong mengerti kondisi pedagang. Kami ingin pasar ini bangkit lagi, tapi jangan sampai di­bong­kar. Kami hanya minta renovasi yang baik, bukan pemindahan apalagi pem­bongkaran,” pungkasnya.

Hingga kini, Pemerintah Kota Serang melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Pena­taan Ruang (DPUPR) masih menunggu hasil kajian struktur bangunan Pasar Rau. Kajian tersebut akan menjadi dasar keputusan apakah pasar cukup direhab atau harus dibangun ulang.

Sumber: