Kasus TBC di Kota Serang Capai Ribuan

Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang Ahmad Hasanuddin. (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Jumlah kasus Tuberkulosis (TBC) di Kota Serang terus menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, hingga September 2025 tercatat ribuan warga telah terdiagnosis penyakit menular tersebut. Pemerintah mengingatkan pentingnya kedisiplinan pasien dalam menjalani pengobatan agar bisa sembuh total.
Kepala Dinkes Kota Serang, Ahmad Hasanudin, menjelaskan jumlah pasien TBC di wilayahnya mencapai ribuan kasus dalam sembilan bulan terakhir.
“Dinas Kesehatan mencatat ada sebanyak 2.837 warga terdiagnosis positif Tuberkulosis (TBC) sejak Januari hingga September 2025. Dari jumlah itu, sekitar 1.681 pasien masih menjalani proses pengobatan intensif yang memerlukan waktu sekitar enam bulan,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Senin 29 September 2025.
Hasan menambahkan, pasien TBC berasal dari beragam kelompok usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Dari total kasus tersebut, sebanyak 385 orang berhasil dinyatakan sembuh setelah menjalani pengobatan dengan baik. Namun, angka warga yang masih berstatus terduga TBC terbilang cukup tinggi.
“Jumlah warga yang terduga mengidap TBC mencapai 15.459 orang. Namun statusnya masih perlu diverifikasi melalui pemeriksaan lanjutan. Itu harus dikejar, apakah dugaan itu benar atau tidak,” jelasnya.
Tantangan terbesar dalam penanganan TBC menurut Hasan adalah kedisiplinan pasien dalam mengonsumsi obat. Penyakit ini memang memerlukan pengobatan jangka panjang, dan pasien kerap kehilangan semangat sebelum tuntas.
“Keberhasilan penyembuhan TBC sangat bergantung pada pasien yang rutin minum obat tanpa terputus. Untuk itu peran Pengawas Minum Obat (PMO) sangat penting, agar pasien patuh selama masa pengobatan. Berobat TBC itu lama, kurang lebih enam bulan. Jangan sampai bosan, kemudian berhenti minum obat. Itu yang kami khawatirkan,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa pengobatan TBC di Kota Serang diberikan secara gratis oleh pemerintah. Mulai dari tahap diagnosis hingga penyediaan obat, semua biaya ditanggung negara.
“Pemerintah Kota Serang memberikan layanan pengobatan TBC secara gratis. Semua bisa diakses di puskesmas, bahkan sampai enam bulan penuh obatnya tetap gratis,” katanya.
Selain pengobatan, Dinkes juga menyiapkan langkah pencegahan. Masyarakat diimbau untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), serta memanfaatkan layanan imunisasi TBC yang tersedia di puskesmas.
Asisten Daerah (Asda) II Kota Serang, Yudi Suryadi, menuturkan upaya pemberantasan TBC di Kota Serang tidak bisa hanya mengandalkan Dinkes. Perlu keterlibatan lintas sektor hingga lapisan masyarakat.
“Upaya pertama dilakukan secara masif dengan pemeriksaan rutin, termasuk pemeriksaan kesehatan gratis. Yang kedua, ini perlu dukungan dari seluruh lapisan masyarakat. Kadang masyarakat enggan memeriksa ke rumah sakit atau puskesmas. Kalau di rumah ada satu yang terkena TBC, keluarga lainnya juga harus ikut diperiksa dan ikut minum obat,” jelas Yudi.
Menurutnya, kendala terbesar ada pada kepatuhan pasien dan keluarga.
“Kendalanya ada dua. Pertama, rutinitas minum obat yang harus dilakukan penderita. Kedua, keluarga serumah juga wajib diperiksa dan ikut minum obat. Kadang dosis obatnya cukup tinggi sehingga membuat pasien merasa berat. Ditambah lagi ada keengganan masyarakat untuk memeriksakan diri,” katanya.
Sumber: