Kurangi Volume Sampah TPA Jatiwaringin, Pemkab Tangerang Terus Dorong Pembangunan TPS3R

Kurangi Volume Sampah TPA Jatiwaringin, Pemkab Tangerang Terus Dorong Pembangunan TPS3R

EFISIEN: Bupati Tangerang Moch. Maesyal Rasyid meninjau TPS 3R yang dikelola Suvarna Sutera di Kecamatan Sindangjaya.(Dok. Diskominfo Kab. Tangerang)--

SINDANGJAYA — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tange­rang terus mendorong agar kawasan permukiman dan pe­rumahan, kawasan usaha dan industri untuk membangun Tempat Peng­olahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di ka­wasannya masing-masing.

Hal tersebut diungkapkan Bu­pati Tangerang, Moch. Mae­syal Rasyid saat meninjau lokasi TPS 3R milik Pengembang Su­varna Sutera di Kecamatan Sindangjaya, Senin (22/9/2025).

”Sesuai arahan dari Bapak Menteri LH, bahwa setiap ka­wasan, baik itu kawasan usaha, industri maupun kawasan pe­rumahan harus memiliki tem­pat pengolahan sampah TPS 3R. Kami akan terus men­dorong agar kawasan-kawasan tersebut bisa membangun TPS 3R di ling­­kungannya masing-masing untuk mengurangi volume sam­pah yang diangkut ke Tem­pat Pembuangan Akhir (TPA) Jati­waringin,” ungkap Bupati Maesyal

Menurut dia, dengan adanya TPS 3R di masing-masing ka­wasan tersebut, selain bisa sangat membantu mengurangi volume sampah sebelum di­angkut ke TPA, juga ada nilai ekonomi yang bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitarnya.

”Di TPS 3R ini, sampah bisa diolah menjadi bahan yang lebih bermanfaat dan bernilai ekonomis. Dari sampah organik bisa untuk budidaya maggot, pupuk, terus ada budidaya lele. Dari sampah nonorganik, abu­nya bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan paving block,” ujarnya

Pihaknya pun mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi langkah yang dilakukan Pe­ngem­bang Suvarna Sutera de­ngan TPS 3R-nya yang mam­pu mengolah sekitar 5 ton sam­pah dalam waktu satu se­tengah hari. 

”Pengolahan sampah yang dilakukan di Suvarna Sutra ini minimal sudah mengurangi jumlah sampah yang kita angkut ke TPA setiap harinya dan kita lihat bersama tadi, sampahnya juga bisa diolah menjadi bahan yang ada nilai ekonomisnya. Maggot bisa dijual seharga Rp4.000 perkilogram,” imbuh­nya  

Dia berharap sistem TPS 3R yang dimiliki Suvarna Sutera tersebut nantinya bisa menjadi model dan selanjutnya diadopsi di kawasan perumahan lainnya dan di setiap kecamatan. 

”Ini bisa menjadi model dan selanjutnya bisa diadopsi untuk kawasan-kawasan lainnya dan di setiap kecamatan. Selain itu, pemerintah daerah juga terus membuka peluang bagi pihak lainnya untuk meng­gu­nakan teknologi lain yang lebih praktis dalam pengelolaan sam­pah,” tuturnya 

Pihaknya juga tak henti-hen­tinya menghimbau masyarakat untuk lebih tertib dan membia­sakan diri hidup bersih, tidak membuang sampah semba­rang­an. ”Kepada seluruh ma­syarakat, tak henti-hentinya kami meng­himbau agar lebih tertib, tidak buang sampah sembarangan. Kelola sampah dengan lebih bijak, jangan buang sampah di bahu-bahu jalan,” pung­kasnya.(sep)

Sumber: