Harga Daging Ayam Merangkak Naik

Harga Daging Ayam Merangkak Naik

Pedagang ayam potong di Pasar Anyar mengeluhkan kenaikan harga yang terus merangkak dalam sebulan ini.(Abdul Aziz/Tangerang Ekspres)--

TANGERANG — Sepekan ini harga ayam potong di Kota Tangerang melambung tinggi. Hal itu dikeluhkan sejumlah pedagang ayam potong dan juga pedagang warung nasi. Berdasarkan catatan Perumda Pasar Kota Tangerang, pada awal September harga daging ayam broiler Rp30 ribu per kilogramnya. 

Namun mulai pertengahan September harga daging ayam broiler tersebut mulai merangkak naik dari Rp35 ribu hingga saat ini mencapai Rp40 ribu perkilogram. Berdasarkan pantauan di Pasar Anyar Tangerang, harga daging ayam tersebut mencapai Rp48 ribu per kilogram. Untuk harga satuan mencapai Rp60 ribu. Salah satu pedagang ayam potong, Andi mengeluhkan kenaikan harga ayam potong yang terus merangkak. Kenaikan tersebut terjadi mulai akhir Agustus 2025 lalu.

”Harganya terus naik mas, sebelumnya Rp30 ribu perkilogram naik terus, hari ini Rp43 ribu per kilogram. Kalau harga satuan (per ekor) yang besar bisa sampai Rp60 ribu,” ungkap Andi saat ditemui, Senin, 22 September 2025. Dia menyampaikan, adanya kenaikan harga daging ayam tersebut berdampak menurunnya pada omset mencapai 40 persen. Sebab, para langganannya yang notabene pedagang warung nasi mengurangi pembelian daging ayam.

”Biasanya langganan saya minimal beli rata-rata 5-10 kilogram. Sekarang mereka paling banyak beli 3 kilogram karena mahal harganya,” ujarnya. Senada dikatakan Rukiah, melonjaknya harga daging ayam hampir sebulan ini lantaran dari harga ayam dari peternak terus mengalami kenaikan. Menurut dia, para pedagang pun terpaksa turut menaikan harganya kepada para langganannya yang akhirnya mereka mengurangi pesanan dari biasanya.

”Ya mereka (langganan) juga pada ngeluh, akhirnya ngurangin pesanannya, sebelumnya pesan 10 kilogram sekarang paling banyak 5 kilogram,” ungkap Rukiah. Dari dampak adanya kenaikan, para pedagang ayam potong pun mengurangi barang dagangannya. ”Pelanggan kita ngurangin pembelian, ya kita juga gak mau stok banyak, kita juga kurangin pembelian,” ujarnya.

Rukiah menduga kenaikan harga ayam potong tersebut stok ayam potong di peternak berkurang sehingga mereka menaikan harga. Dia menambahkan,  kenaikan harga ayam potong yang terus merangkak berdampak pada menurunnya omzet. ”Yang turun drastis. Sebelumnya mencapai Rp3 juta lebih, sekarang paling Rp1,5 juta sampai Rp1,7 juta. Turun separonya,” ungkapnya. Dia berharap, pemerintah turun tangan guna menstabilkan kembali harga ayam potong tersebut. ”Ya gimana tuh pemerintah mengatasinya supaya harga daging ayam stabil kembali, kasian masyarakat, apa-apa pada naik, tolong ditangani supaya harganya turun lagi,” tutupnya.(ziz)

Sumber: