SiLPA Tangerang Raya Terbesar
Plt. Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangsel Heru Agus Santoso.(Tri Budi/Tangerang Ekspres)--
Memasuki tri Wulan terakhir, kata Arief, pihaknya juga sempat mempertanyakan rendahnya serapan anggaran yang hanya baru mencapai 62 persen.”Saya mendorong Pemkot harus melakukan analisa dimana saja bottleneck atau kemacetan pelaksanaan program kegiatan pembangunan baik fisik maupun non fisik atau belanja modal maupun non modal sehingga titik kemacetan tersebut dapat teratasi,” ujar Arief.
Menurutnya, bahwa APBD merupakan instrumen yang menggerakkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat selain dari pihak swasta. Rendahnya serapan anggaran menjadi warning bagi Pemkot Tangerang. Arief mendesak segera dilakukan evaluasi atas kinerja dalam merencanakan program kegiatan.
”Jadi risiko-risiko yang menjadi hambatan pelaksanaan program kegiatan sudah dilakukan evaluasi. Sudah dibuat analisa risikonya. Jadi dari awal sudah diketahui, apa saja hal-hal yang bisa menghambat pelaksanaan pembangunan dan penyerapan anggaran seharusnya sudah di listing, menjadi catatan untuk antisipasi jika risiko itu terjadi. Sehingga pembangunan dan penyerapan anggaran tidak terhambat,” jelasnya lagi.
Menurutnya, percepatan bisa dilakukan dengan memangkas birokrasi, menambah tenaga pelaksana, atau mengganti kontraktor yang tidak kompeten. Ia juga menekankan pentingnya manajemen risiko sejak awal agar hambatan bisa diantisipasi.
Menurut Arief, pihaknya juga mengingatkan agar percepatan di akhir tahun tidak dilakukan secara terburu-buru. “Proyek yang dikebut bisa menurunkan kualitas pekerjaan. Bukan hanya cepat selesai, tapi juga harus berkualitas dan bermanfaat,” pungkasnya.
Terpisah, Pemkot Tangsel memprediksi Silpa dari APBD 2025 mencapai ratusan miliar rupiah. Jumlah tersebut meningkat dibanding Silpa APBD Kota Tangsel tahun lalu yang hanya Rp110,29 miliar.
Diketahui, APBD murni Kota Tangsel 2025 sebesar Rp4,8 triliun, sedangkan APBD perubahan sebesar Rp5,006 triliun. Plt. Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah Kota Tangsel Heru Agus Santoso mengatakan, tahun ini pihaknya memproyeksikan Silpa dari APBD Kota Tangsel 2025 jumlahnya mencapai ratusan miliar rupiah.
”Prediksi Silpa 4-6 persen dari APBD perubahan Kota Tangsel Rp5,006 triliun, yakni Rp200 hingga Rp 300 miliar untuk keuangan (penyerapan uang APBD yang diserap),” ujarnya, Jumat, (5/12).
Heru menambahkan, Silpa selalu ada disetiap tahunya karena salah satu efisiensi paket kegiatan. Ia mencontohkan kontrak pembuatan jalan dalam penyusunan anggarannya memerlukan biaya Rp100 miliar.
Tapi, dalam proses pengadaan barang dan jasa tersebit setelah disusun harga perkiraan sendiri (HPS) dan negosiasai itu dengan pembiayaan hanya Rp98 miliar. Sehingga ada Silpa sebesar Rp2 miliar.
”Silpa ini kita prediksi berasal dari semua OPD. Dalam penyusunan anggaran itu menggunakan harga tertinggi dengan inflasi sekian, pada saat proses pangadaan barang dan jasa dan setelah dilakukan survei dilapangan tidak setinggi yang kita perkirakan dipenyusunan anggaran,” tambahnya.
Menurutnya, Silpa juga bisa berasal dari misalnya penyusunan pengadaan meja kursi atau mebeler. Contohnya persatuan unit harganya Rp1.250.000 dan setelah dilakukan survei HPS harganya hanya Rp1.150.000, sehingga ada sisa Rp150 ribu.
”Tahun lalu Silpa kita sebesar Rp110,29 miliar dan prediksinya dulu Rp200 miliar lebih. Namanya juga prediksi bisa jadi bisa tidak dan tidak bisa dipastikan. Ternyata setelah dilakukan audit oleh BPK Silpanya Rp110,29 miliar,” jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangsel tersebut menurutkan, sehingga prediksi Rp200 miliar hingga Rp300 miliar tersebut bisa lebih bisa kurang, tergantung realisasi diakhir tahun. Karena masih banyak pekerjaan yang berproses dan terutama pekerjaan-pekerjaan fisik konstruksi oleh dinas terkait dan lainnya.
”Kita tidak tahu apakah pekerjaan ini nantinya akan selesainya diberapa, belum termasuk beberapa pekerjaan yang tidak selesai dan diberikan penalti atau denda dan itu masuk keSilpa juga,” tuturnya.
Sumber:

