BJB NOVEMBER 2025

Rp15 Miliar untuk Perbaikan Jalan Akibat Truk

Rp15 Miliar untuk Perbaikan Jalan Akibat Truk

Kepala DPUPR Provinsi Banten Arlan Marzan saat diwawancara awak media belum lama ini. (SYIROJUL UMAM/TANGERANG EKSPRES)--

SERANG — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten mengalokasikan anggaran sekitar Rp15 miliar pada tahun ini untuk perbaikan sejumlah ruas jalan provinsi yang mengalami kerusakan parah yang diakibatkan tingginya volume kendaraan berat yang melintas.

Kepala DPUPR Provinsi Banten, Arlan Marzan mengatakan, salah satu titik kerusakan terparah berada di ruas jalan Citeras–Cisoka–Tigaraksa. Dari total panjang ruas sekitar 20 kilometer lebih, terdapat kerusakan parah sepanjang 3 hingga 4 kilometer yang tersebar di beberapa titik.

"Citeras, Cisoka, Tigaraksa. Nah itu yang memang banyak terdapat kerusakan akibat muatan. Itu yang paling parah," katanya, Rabu (26/11).

Maka dari itu, pihaknya me­ng­anggarkan total Rp9 miliar untuk untuk perbaikan 1 kilo­meter di jalan tersebut.

"Tahun ini kita anggarin Rp 9 miliar untuk perbaikan se­perti di Pasar Cisoka dan beberapa lokasi lagi. Itu untuk 1 kilometer. Rinciannya, Rp6 miliar di anggaran murni, dan Rp3 miliar kita tambahkan di anggaran perubahan," ujarnya.

Sementara Rp6 miliar lain­nya dari total Rp15 miliar, un­tuk perbaikan yang me­nyasar jalur utara, yakni ruas Teluknaga–Dadap. Jalur ini juga mengalami kerusakan signifikan karena menjadi akses langsung kendaraan berat.

"Yang terkena dampak lagi itu jalur utara, Teluknaga ke Dadap. Tahun ini kita anggarin Rp6 miliar," terangnya.

Meski begitu, kata Arlan, DPUPR Banten berkomitmen untuk terus menganggarkan perbaikan jalan pada tahun depan, dengan tetap mem­pertimbangkan ke­mampuan keuangan daerah.

"Tahun depan juga akan kita terus anggarkan. Sambil me­lihat kemampuan keuangan juga ya. Karena memang dampaknya sangat lumayan, kendaraan berat ini. Jalan beton juga rusak," tuturnya.

Sementara itu, untuk wilayah Banten Selatan seperti Maling­ping, kerusakan jalan bela­kangan ini lebih dise­babkan oleh faktor cuaca dan longsor. Namun, Arlan mencatat ada­nya peningkatan lalu lintas ken­daraan pengangkut ma­terial batu dari Banten Selatan menuju wilayah lain, me­nyu­sul keterbatasan material di Bojonegara.

"Kondisi keterbatasan ma­terial batu di wilayah Banten, Jawa Barat, dan DKI membuat lalu lintas (truk-red) yang sebelumnya ke Bojonegara, sekarang mulai beralih ke Banten Selatan," paparnya. 

Sebelumnya, Sekda Provinsi Banten Deden Apriandhi Hartawan menegaskan bahwa Pemprov Banten akan mulai mengkaji secara menyeluruh terkait permasalahan pertam­bangan yang ada di Banten. 

"Lagi kita kaji, kejadian per­masalah tambang di banyak tempat seperti di Bojonegoro dan Kabupaten Lebak, tapi kajiannya secara menyeluruh," katanya.

Ia mengatakan, langkah ter­sebut dilakukan sebagai upaya untuk menyelaraskan kepen­tingan bersama, yakni masya­rakat tidak terganggu aktivitas pertambangan, dan sisi lain­nya investasi dan sektor eko­nomi tetap berjalan. 

Sumber: