Rp15 Miliar untuk Perbaikan Jalan Akibat Truk
Kepala DPUPR Provinsi Banten Arlan Marzan saat diwawancara awak media belum lama ini. (SYIROJUL UMAM/TANGERANG EKSPRES)--
SERANG — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Banten mengalokasikan anggaran sekitar Rp15 miliar pada tahun ini untuk perbaikan sejumlah ruas jalan provinsi yang mengalami kerusakan parah yang diakibatkan tingginya volume kendaraan berat yang melintas.
Kepala DPUPR Provinsi Banten, Arlan Marzan mengatakan, salah satu titik kerusakan terparah berada di ruas jalan Citeras–Cisoka–Tigaraksa. Dari total panjang ruas sekitar 20 kilometer lebih, terdapat kerusakan parah sepanjang 3 hingga 4 kilometer yang tersebar di beberapa titik.
"Citeras, Cisoka, Tigaraksa. Nah itu yang memang banyak terdapat kerusakan akibat muatan. Itu yang paling parah," katanya, Rabu (26/11).
Maka dari itu, pihaknya menganggarkan total Rp9 miliar untuk untuk perbaikan 1 kilometer di jalan tersebut.
"Tahun ini kita anggarin Rp 9 miliar untuk perbaikan seperti di Pasar Cisoka dan beberapa lokasi lagi. Itu untuk 1 kilometer. Rinciannya, Rp6 miliar di anggaran murni, dan Rp3 miliar kita tambahkan di anggaran perubahan," ujarnya.
Sementara Rp6 miliar lainnya dari total Rp15 miliar, untuk perbaikan yang menyasar jalur utara, yakni ruas Teluknaga–Dadap. Jalur ini juga mengalami kerusakan signifikan karena menjadi akses langsung kendaraan berat.
"Yang terkena dampak lagi itu jalur utara, Teluknaga ke Dadap. Tahun ini kita anggarin Rp6 miliar," terangnya.
Meski begitu, kata Arlan, DPUPR Banten berkomitmen untuk terus menganggarkan perbaikan jalan pada tahun depan, dengan tetap mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.
"Tahun depan juga akan kita terus anggarkan. Sambil melihat kemampuan keuangan juga ya. Karena memang dampaknya sangat lumayan, kendaraan berat ini. Jalan beton juga rusak," tuturnya.
Sementara itu, untuk wilayah Banten Selatan seperti Malingping, kerusakan jalan belakangan ini lebih disebabkan oleh faktor cuaca dan longsor. Namun, Arlan mencatat adanya peningkatan lalu lintas kendaraan pengangkut material batu dari Banten Selatan menuju wilayah lain, menyusul keterbatasan material di Bojonegara.
"Kondisi keterbatasan material batu di wilayah Banten, Jawa Barat, dan DKI membuat lalu lintas (truk-red) yang sebelumnya ke Bojonegara, sekarang mulai beralih ke Banten Selatan," paparnya.
Sebelumnya, Sekda Provinsi Banten Deden Apriandhi Hartawan menegaskan bahwa Pemprov Banten akan mulai mengkaji secara menyeluruh terkait permasalahan pertambangan yang ada di Banten.
"Lagi kita kaji, kejadian permasalah tambang di banyak tempat seperti di Bojonegoro dan Kabupaten Lebak, tapi kajiannya secara menyeluruh," katanya.
Ia mengatakan, langkah tersebut dilakukan sebagai upaya untuk menyelaraskan kepentingan bersama, yakni masyarakat tidak terganggu aktivitas pertambangan, dan sisi lainnya investasi dan sektor ekonomi tetap berjalan.
Sumber:

