600 Ribu Lebih Guru Madrasah Belum Sejahtera
Wakil Menteri Agama, Romo H. R. Muhammad Syafii (tengah) didampingi Gubernur Banten, Andra Soni (kanan) dan Wali Kota Tangerang, Sachrudin usai membuka Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) di Puspemkot Tangerang, Senin malam, (10/11/2025).--
TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Ratusan ribu guru madrasah belum mendapatkan kesejahteraan. Penghasilan guru madrasah masih jauh dari kata laik.
Wakil Menteri Agama, Romo H. R. Muhammad Syafii menyebut, sebanyak 629 ribu guru madrasah belum terakomodir program sertifikasi guru. Program sertifikasi guru melalui Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan (PPG Daljab) telah menjadi salah satu upaya strategis Kementerian Agama (Kemenag) dalam meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guru madrasah dan pendidikan agama. Terlebih, program sertifikasi guru tersebut guna mendorong kesejahteraan guru di lingkungan Kemenag.
"Ada 629 ribu guru madrasah yang belum terakomodir program sertifikasi. Untuk sertifikasi guru tersebut harus mengikuti PPG," ungkap Romo Syafii usai membuka Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) di Puspemkot Tangerang, Senin malam, 10 November 2025.
Romo Syafii mengatakan, pihaknya bersama Kemenag telah membuat skema guna melakukan percepatan program sertifikasi bagi ratusan ribu guru madrasah tersebut agar mereka mendapatkan upah layak diatas Rp2 juta.
"Alhamdulillah, kemarin kita berhasil menskemakan yang harusnya selesai dalam waktu 13 tahun, kita akan kebut, kalau bisa dari 629 ribu guru tersebut selesai dalam waktu 2 tahun. Jadi pada 2027 semua guru madrasah sudah berpenghasilan diatas Rp2 juta karena sudah tersertifikasi," ujar Romo Syafii.
Romo Syafii menyebut, kesejahteraan guru madrasah akan diselaraskan dengan tanggungjawabnya. Menurut dia, penyelenggaraan Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025 menjadi bukti nyata bahwa madrasah kini semakin terbuka, modern, dan mampu kompetisi serta berprestasi di tingkat nasional.
Romo Syafii menjelaskan kegiatan OMI merupakan rangakaian kompetisi sain dan teknologi di lingkungan madrasah.
"Mulanya kita mengikuti Olimpic Sain Nasional yang digelar oleh Dikdasmen bukan Kemenag, dan juara umumnya itu dari lingkungan madrasah. Pada Minggu lalu kami melaksanakan madrasah robotic competition, Alhamdulillah anak-anak madrasah saat ini luar biasa sudah menguasai sain dan teknologi, sudah bisa membuat robot," papar Romo Syafii.
"Jadi siswa-siswi madrasah bukan hanya belajar Fiqh, Tarikh Islam dan pelajaran agama Islam lainnya, tapi juga sudah belajar teknologi yang menjadi bagian pelajaran Islam, begitu juga bidang kedokteran dan lainnya menjadi bagian ajaran Islam," sambungnya.
Dia juga akan mendorong Kemdiktisaintek untuk membuka program studi pendidikan pesantren di setiap perguruan tinggi. Hal itu guna memperkuat tenaga pengajar pondok pesantren berdasarkan kapabilitasnya.
"Saya sudah koordinasi dengan Kemdiktisaintek terkait dibukanya program studi pendidikan pesantren supaya kedepan guru-guru pondok pesantren bukan hanya menguasai ilmu agama tapi mereka juga dapat menguasai ilmu sains dan teknologi," ujarnya.
Dia berharap, dengan meningkatkan kesejahteraan guru di lingkungan Kemenag, madrasah akan semakin menguasai dan dan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman yang membawa dampak positif terhadap kehidupan bangsa.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Abdul Wachid menyoroti ketimpangan besar antara guru madrasah dibawah naungan Kementerian Agama dan guru pendidikan nasional. Dia menilai ketimpangan ini berimbas pada kesejahteraan.
Dilansir dari portal dpr.go.id, Abdul Wachid mengatakan, kesenjangan ini menjadi akar persoalan yang menyebabkan ribuan guru madrasah lulusan passing grade PPPK 2023 belum mendapat kejelasan status kepegawaiannya.
Sumber:

