Operasi Pasar, Telur Lebih Murah Rp3.000

Operasi Pasar, Telur Lebih Murah Rp3.000

TANGERANG – Telur sudah menjadi kebutuhan sehari-hari. Harga telur ayam di pasaran umum yang saat ini mencapai Rp30 ribu per kilogram membuat masyarakat mengeluh. Pemerintah berupaya meredam tingginya harga telur dengan operasi pasar. Di Kota Tangerang, PD Pasar Kota Tangerang menggerojok telur dengan harga lebih murah di 15 pasar lingkungan atau kelurahan yang ada di Kota Tangerang. Masyarakat bisa membelinya dengan harga Rp 27 ribu per kilogram. Dirut PD Pasar Kota Tangerang Titin Mulyani mengatakan, dengan harga Rp 27 ribu per kilogram, tentu akan sangat membantu masyarakat membeli telur dengan kondisi saat ini. “Kebutuhan telur cukup tinggi. Peminatnya banyak apalagi dengan harga 27 ribu rupiah,” katanya kemarin (20/7). Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perdagangan Kota Tangerang Junijar menjelaskan, harga telur tidak sama di setiap daerah. Kenaikannya lebih disebabkan karena mahalnya harga pakan ayam. “Di Pasar Anyar saja harganya sudah mencapai Rp 30 ribu per kilogram. Tapi ada di beberapa daerah yang menjual telur Rp 26 ribu per kilogram. Kenaikan ini tidak merata, lantaran harga beli pakan ayam yang berbeda tiap daerahnya,” ujar Junijar. Junijar mengatakan, meski harga telur tinggi, saat ini stok telur di Kota Tangerang masih mencukupi. Sementara itu, berdasarkan data Pusat Informasi Haga Pangan Strategis Nasional per tanggal 20 Juli 2018 menunjukkan kenaikan harga telur sudah berangsur turun. Di DKI Jakarta, harga telur sudah turun di angka Rp28.000/kg. Kemudian Banten Rp28.500/kg dan Jawa Barat Rp27.100/kg. Di Pasar Ciledug, Kota Tangerang harga telur kemarin berangsur turun Rp2.000/kg dari Rp3.000/kg pada Rabu (18/7) menjadi Rp28.000/kg. Di bagian lain, melonjaknya harga telur membuat pedagang di Pasar Ciputat Kota Tangsel mengeluh. Sebab, penjualan mereka turun sampai 50 persen dari hari biasanya. Salah satu penjual telur di Pasar Ciputat, Sudrajat mengatakan, harga telur saat ini menembus Rp 32 ribu per kilogram. Padahal, harga normal sebelumnya hanya Rp 22 ribu per kilogram. Sedangkan harga satu peti berisi 15 kilogram telur ayam saat ini Rp 425 ribu. Padahal normalnya satu peti berkisar Rp 325 ribu. "Melonjaknya harga telur ini, membuat pembeli saya protes dan juga menurunkan belanja mereka membeli telur," ujarnya, Jumat (20/7). Sudrajat menambahakan, biasanya dalam sehari ia bisa menjual 90 peti telur. Tapi sekarang hanya 45 peti. Di mana pembeli yang biasanya beli 2 kilogram kini hanya membeli 1 kilogram. Dan yang biasanya beli 1 kilogram sekarang beli seperempat kilogram. “Banyak yang ngomel, protes-protes, saya juga bingung tapi mereka ujung-ujungnya tetap beli karena butuh. Walaupun belinya tidak sebanyak biasanya,” ujarnya. Kodel, seorang pengunjung pasar, mengaku kesal dengan naiknya harga telur. Ia mengaku membeli telur untuk keperluan berjualan nasi uduk. “Harganya naik tapi mau nggak mau saya harus beli untuk keperluan dagang," katanya. Naiknya harga telur juga berimbas kepada harga daging ayam yang ikut melonjak. Supri, pedagang daging ayam di Pasar Ciputat mengatakan, harga daging ayam ras negeri saat ini menyentuh Rp 40 ribu per ekor. Padahal, harga normalnya Rp 38 per ekor. “Daging ayam negeri sekarang Rp 40 ribu per ekor biasanya itu Rp 38 ribu saja," katanya. Menurut Supri, melonjaknya harga daging ayam dikarenakan harga pakan ayam yang naik. "Harga pakannya naik sih, jadi harga dagingnya juga ikutan naik," tuturnya. (mg-06/bud/bha)

Sumber: