Dua Skema Distribusi Elpiji 3 Kg Disiapkan

Dua Skema Distribusi Elpiji 3 Kg Disiapkan

Jakarta -- PT Pertamina (Persero) membuka peluang untuk menggunakan dua skema dalam proses distribusi Liquefied Petroleum Gas (LPG/elpiji) bersubsidi volume 3 kilogram (Kg). Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan dua skema itu seperti yang dikatakan pemerintah sebelumnya, yakni menempelkan kode baris (barcode) di setiap tabung elpiji dan mengintegrasikan pembelian elpiji dengan kartu keluarga sejahtera (KKS). "Kami pakai dua skema sekaligus tidak masalah, kalau menggunakan kartu kan nanti untuk memudahkan dalam pemberian," kata Nicke, kemarin. Dalam hal ini, Pertamina akan berintegrasi dengan lembaga lain yang menggunakan kartu keluarga sejahtera untuk membagikan bantuan sosial, seperti Perum Badan Usaha Logistik (Bulog). "Jadi ini kami sinergi juga, karena Bulog juga menggunakan kartu untuk membagikan beras. Kan ada beberapa produk yang akan diberikan untuk masyarakat miskin," jelas Nicke. Namun begitu, seluruh skema pembelian elpiji bersubsidi ini masih digodok Pertamina bersama pemerintah, khususnya dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Sebelumnya Direktur Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto mengatakan, pihaknya tengah mengkaji dua skema pembelian Liquefied Petroleum Gas (LPG/elpiji) bersubsidi dengan volume 3 kilogram (Kg). Dua skema ini tengah digodok supaya elpiji bersubsidi benar-benar bisa dinikmati oleh golongan yang tidak mampu. Skema pertama adalah menggunakan sistem distribusi tertutup, dimana setiap tabung dilengkapi dengan kode baris (barcode). Barcode ini kemudian akan disambungkan dengan sistem informasi dan teknologi, kemudian dicocokan dengan barcode yang dimiliki oleh masyarakat golongan tidak mampu. Skema kedua adalah mengintegrasikan pembelian elpiji bersubsidi dengan bantuan sosial lain, dimana pembeliannya harus menggunakan kartu. Rencana ini pernah dilemparkan sebelumnya, yakni menggunakan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Djoko melanjutkan, langkah dalam melakukan distribusi tertutup elpiji bersubsidi bisa makin matang karena PT Pertamina (Persero) sudah menyiapkan elpiji 3 kg nonsubsidi sebagai substitusi elpiji melon bagi orang mampu. Makanya, pemerintah tinggal cari cara untuk mengawasinya saja. Distribusi elpiji bersubsidi semakin ketat setelah pemerintah menargetkan kenaikan volume elpiji bersubsidi di tahun depan. Berdasarkan Rapat Panitia Kerja Badan Anggaran DPR RI, subsidi elpiji di tahun depan disepakati ada di antara rentang 6,82 hingga 6,97 juta ton. Angka tersebut meningkat dibandingkan volume APBN 2018, yakni 6,45 juta ton.(cnn)

Sumber: