Perkuat Layanan Kesehatan Warga, Pemkot Serang Gandeng ARSSI Banten Barat

Perkuat Layanan Kesehatan Warga, Pemkot Serang Gandeng ARSSI Banten Barat

Wali Kota Serang Budi Rustandi bersama Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Wilayah Banten Barat usai melakukan audiensi di Ruang Rapat Wali Kota Serang, Senin (13/10). (PEMKOT SERANG FOR TANGERANG EKSPRES)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Pemkot Serang mulai melibatkan rumah sakit swasta dalam upaya memperluas jangkau­an layanan kesehatan bagi masya­rakat kurang mampu melalui pro­gram Jaminan Kesehatan Dae­rah (Jamkesda).

Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Pemkot Serang untuk memperkuat kolaborasi antara sektor publik dan swasta dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Serang, Ahmad Hasanuddin, mengatakan, pihaknya telah meng­gelar pertemuan bersama Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Wilayah Banten Barat di Ruang Rapat Wali Kota Serang, Senin (13/10). Pertemuan itu diha­diri oleh sejumlah direktur rumah sakit swasta di Kota Serang, seperti RS Jannah, RS Fatimah, RS Andalusia, RS Mata Ahmad Wardi, RS Bedah Benggala, dan RS Budi Asih.

“Pertemuan ini dalam rangka silaturahmi antara ARSSI dan Pemerintah Kota Serang. Selain itu, ada arahan dari Bapak Wali Kota agar sinergi antara rumah sakit swasta dan pemerintah se­makin baik ke depannya,” ujar Ahmad.

Menurutnya, hingga kini terdapat 15 rumah sakit yang beroperasi di wilayah Kota Serang, baik milik pemerintah maupun swasta. Namun belum semua rumah sakit swasta dapat terlibat secara penuh dalam program Jamkesda karena keterbatasan anggaran daerah.

“Sebenarnya rumah sakit swasta juga dilibatkan, hanya saja belum semuanya karena anggaran kita terbatas. Tapi Bapak Wali Kota berharap pada tahun 2027 nanti kerja sama bisa melibatkan lebih banyak rumah sakit swasta,” jelasnya. 

Untuk tahun 2025, Dinkes meng­alokasikan anggaran sekitar Rp3 miliar. Anggaran tersebut naik dari tahun sebelumnya. Namun Ahmad menyebut anggaran untuk tahun 2026 kemungkinan tidak ada kenaikan signifikan akibat adanya efisiensi sebesar Rp216 miliar di APBD.

“Kita sebenarnya ingin menam­bah, tapi karena ada efisiensi di APBD, kemungkinan besar ang­garannya tidak naik signifikan. Namun harapannya tetap bisa meningkat di tahun 2027. Idealnya sekitar Rp5 hingga Rp7 miliar agar lebih banyak masyarakat yang bisa terlayani,” tuturnya.

Ia menegaskan bahwa Jamkesda merupakan program jaring peng­aman bagi masyarakat miskin yang tidak memiliki jaminan ke­sehatan dari pusat, provinsi, mau­pun BPJS Kesehatan. 

“Jamkesda diperuntukkan bagi masyarakat miskin yang tidak memiliki jamin­an kesehatan apapun. Kalau ada warga sakit dan tidak punya jamin­an, biayanya akan ditanggung Jamkesda,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua ARSSI Wilayah Banten Barat, Tajus Ibra­him, yang juga Direktur RS Budi Asih Kota Serang, menyambut baik langkah Pemkot Serang mem­perkuat kerja sama dengan rumah sakit swasta. Ia menilai, kolaborasi ini penting untuk memastikan tidak ada warga yang terhambat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan hanya karena masalah administrasi atau keterbatasan biaya.

“Pertemuan kali ini membahas permasalahan di rumah sakit agar pelayanan pasien tetap optimal. Kalau ada kendala, kami koordinasi dengan dinas kesehatan. Prinsip kami tetap utamakan pelayanan dulu, urusan biaya belakangan,” ujarnya.

Menurutnya, rumah sakit swasta juga terus berupaya memberikan ruang bagi pasien tidak mampu, salah satunya dengan bekerja sama dengan lembaga sosial. “Kami bekerja sama dengan Baznas untuk membantu pasien kurang mampu. Tapi tentu ada aturannya, harus benar-benar layak dibantu, baru bisa dibayarkan melalui Baznas. Teman-teman rumah sakit swasta lainnya juga sudah melakukan hal serupa,” katanya.

Tajus menambahkan, pihaknya mendukung penuh rencana Pem­kot Serang untuk memperluas program Jamkesda dengan me­libat­kan lebih banyak rumah sakit swasta. Namun, ia mengingatkan agar sistem kerja sama dibuat transparan dan memiliki dasar hukum yang kuat.

Sumber: