Paripurna HUT Kabupaten Tangerang, Dihadiri Wapres Ma’ruf Amin dan Dihadiahi Arsip Sejarah

Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Tangerang Afrillianna Purba (kanan) menerima penghargaan sebagai penyelamat aset pemerintah dari Bupati Tangerang Moch Maesyal Rasyid di rapat paripurna HUT Kabupaten Tangerang ke 393 di DPRD Kabupaten Tangerang.--
TIGARAKSA — Mantan Wakil Presiden Indonesia Ma’ruf Amin menghadiri paripurna Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Tangerang ke-393. Ia turut hadir bersama Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia Helvi Yuni Moraza.
Turut hadir Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Mego Pinandito, serta Asisten Bidang Pemerintahan Pemprov Banten Komarudin. Ada Mantan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar serta, perwakilan Jamintel Kejagung Reda Mantovani diwakili Direktur II Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen Suteno.
Ma’ruf Amin memberikan sambutan sebagai putra daerah asal Kabupaten Tangerang yang menjadi Wakil Presiden Indonesia ke-13.
”Saya di didik oleh orang tua menjadi Kiyai. Saat itu saya sebagai Rais Aam PBNU dan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Saat itu, nama yang disodorkan sebagai calon wakil presiden tidak diterima oleh parta koalisi. Akhirnya, saya didorong dan semua koalisi menerima,” jelasnya, Senin, (13/10).
Ia berharap, suatu saat ada putra daerah asal Kabupaten Tangerang menjadi Wakil Presiden. Karena kata dia, Kabupaten Tangerang memiliki pahwalan nasional yakni Raden Aria Wangsakara.
Ma’ruf Amin memaparkan, Raden Aria Wangsakara memiliki tiga orang putra. Yakni, Raden Aria Yudhanegara, Raden Raksanegara dan Raden Wiranegara.”Putra ketiga ini tidak jadi Bupati tapi jadi kiyai. Mungkin darah Wiranegara ini lah yang membawa menjadi Wakil Presiden,” jelasnya.
Pada paripurna itu juga, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) memberikan kado. Isinya berupa catatan arsip sejarah mulai dari pembentukan perkampungan Lengkong Sumedang hingga era reformasi.
Kepala ANRI Mego Pinandito mengatakan, buku kecil yang diberikan sebagai kado untuk ulang tahun Kabupaten Tangerang. Di dalamnya, kata dia, ada catatan seja era kolonial Belanda termasuk arsip pendirian perkampungan diantara Sungai Cidurian dan Cisadane.
”Perintah Kesultanan Banten kepada tiga Aria itu di era kolonial Belanda. Arsip ini masih ada dan otentik. Itu jaman yang pada 1600 Masehi masih periode VOC atau hindia Belanda. Semua catatan itu masih otentik dalam sebuah perjalanan bangsa. Buku judul Citra Kabupaten Tangerang dalam arsip sebagai kado dari kami,” jelasnya, Senin, (13/10).
”Kami menghimpun arsip dari era Hindia belanda, Kolonial, Pergerakan kemerdekaan hingga masa sekarang ada sebanyak manuskrip 112 arsip milik Indonesia. Isinya, foto, naskah dan catatan,” jelasnya.
Lanjut Mego, manuskrip yang ada di dalam Buku Citra Kabupaten Tangerang ada peta kuno. Peta ini menggambarkan geografi era awal pembentukan komunitas Lengkong Sumedang.”Juga hasil kerjasama dengan dinas perpustakaan dan arsip Kabupaten Tangerang sebanyak 71 arsip didalamnya ada dokumen menarik, peta kuno, catatan. Mulai dari era kolonial dan isinya ada tentang perekonomian, perkebunan, masa revolusi, pasca kemerdekaan hingga saat ini,” jelasnya.(sep)
Sumber: