Rahayuning DSA, PPPK Asal Yogyakarta, Pilih Tangerang Demi Mimpi Jadi Guru Tari Terwujud

Rahayuning DSA, PPPK Asal Yogyakarta, Pilih Tangerang Demi Mimpi Jadi Guru Tari Terwujud

Rahayuning Dini Sekar Arum usai menerima Surat Keterangan saat pelantikan PPPK tahap 2 yang diserahkan Wali Kota Tangerang, Sachrudin, belum lama ini.-(Abdul Aziz Muslim/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Rahayuning Dini Sekar Arum (DSA), dilantik menjadi guru PPPK Kota Ta­ngerang. Ia rela jauh dari ke­luarga, demi mewujudkan mim­pi sebagai guru tari.

Rahayu merupakan 1 dari 11 guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) lain yang dilantik oleh Wali Kota Tangerang, Sachrudin di Selasar Puspemkot Tangerang, pada Rabu, 8 Oktober 2025 lalu. Dia ditempatkan mengajar di SMPN 30 Kota Tangerang.

Wanita asal Magelang, Jawa Tengah, lolos seleksi PPPK me­lalui seleksi yang diseleng­garakan Badan Kepegawaian Negara (BKN) Regional 1 Yog­yakarta pada 27 April 2025 lalu. Dini, sapaan akrabnya, berlatar belakang pendidikan Seni Bu­daya dan Tari, guru Seni Tari menjadi pilihannya. Meski saat seleksi PPPK lumayan banyak peminatnya. 

”Saya pikir sedikit peminatnya, ter­nyata banyak. Persaingannya ketat juga untuk kuota Guru Seni Budaya dan Seni Tari,” ungkap Dini saat ditemui, Se­nin, 13 Oktober 2025.

”Meski ketat persaingannya, Alhamdulillah saya salah satu yang lolos seleksi,” sambungnya.

Menurut Dini, dia salah satu dari 11 peserta kuota Guru Seni Budaya dan Seni Tari yang lolos seleksi PPPK  dilantik oleh Wali Kota Tangerang. Para guru Seni Budaya dan Seni Tari ter­sebut ditugaskan mengajar di SMPN Negeri di wilayah Kota Tangerang.

”Jadi ada yang di tempat tu­gas­kan oleh BKN  ke daerah dan ada yang pilih sendiri, nah kalau saya pilih sendiri, saya pilih Kota Tangerang,” ujar lu­lu­san Universitas Negeri Yog­yakarta, Fakultas Bahasa dan Seni, Program Studi Pendidikan Seni Tari ini.

Sebelumnya mengikuti seleksi PPPK, dia mengikuti program beasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang diseleng­garakan Universitas Sebelas Maret Semarang pada 2024 lalu. Hal itu guna mendapatkan sertifikat pendidik. Setelah men­dapatkan sertifikat PPG, dia mengajar di salah satu SMP Negeri di Kota Semarang selama 6 bulan.

”Setelah mendapatkan serti­fikat PPG saya mengajar di SMPN Negeri di Semarang se­lama 6 bulan,” katanya.

Menurutnya, menjadi guru Seni Tari adalah impiannya. Konon, sejak kecil telah me­miliki bakat seni tari. Meski demikian, dia lebih memilih menjadi tenaga pendidik diban­ding menjadi penari. ”Makanya saya kuliahnya ambil prodi Seni Tari,” kata Dini.

Meski baru sepekan mengajar di SMPN 30 Kota Tangerang, ternyata dalam proses mengajar Seni Tari membuatnya terus belajar tari-tarian. Sehingga dalam proses pengajaran dapat menguasainya. ”Tantangan dalam menjalani guru Seni Tari adalah harus rajin berlatih,” ujarnya.

”Tapi ada hal yang mem­buat saya bahagia menyak­sikan ternyata para siswa senang dengan menari, saya pun semangat mengajar praktik­nya,” pungkasnya.

Perempuan lajang ini ber­harap, mengajar di luar da­erah­nya terus da­pat me­num­buh kem­ban­g­­kan pro­­fesinya menjadi se­orang guru bidang Studi Seni Tari. 

”Selama ini enjoy, karena memang se­suai keingi­nan saya,” pung­kas­nya. (ziz)

Sumber: