175 Siswa SMP di Kota Serang Terancam Putus Sekolah

175 Siswa SMP di Kota Serang Terancam Putus Sekolah

Wali Kota Serang Budi Rustandi menyalami salah satu siswi penerima bantuan pendidikan saat kegiatan penyerahan perlengkapan sekolah bagi 175 siswa rentan putus sekolah di SMPN 10 Kota Serang, Kamis (11/9). (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Serang kembali me­nun­jukkan komitmen serius dalam mencegah putus sekolah. Sebanyak 175 siswa SMP dari 22 sekolah berhasil kembali ke bangku sekolah setelah sem­pat terancam putus sekolah. Program ini dilakukan melalui pendataan ulang, pemberian bantuan sekolah, dan perhatian langsung dari pemerintah.

Wali Kota Serang, Budi Rus­tandi, menegaskan bahwa ke­­giatan ini penting untuk me­­mastikan setiap anak me­miliki kesempatan melanjutkan pendidikan.

“Ini kegiatan untuk mendata ulang anak-anak yang putus sekolah dan rentan putus se­kolah. Alhamdulillah, mereka bisa kembali bersekolah. Kita harus memastikan kebutuhan pendidikan di Kota Serang ter­penuhi dan angka putus sekolah tidak tinggi. Semua sesuai de­ngan data yang diverifikasi oleh Dinas Pendidikan,” ujar Budi usai memberikan bantuan di SMPN 10 Kota Serang, Kamis (11/9).

Budi menambahkan bahwa bantuan ini bukan sekadar simbolik, tetapi wujud nyata kehadiran pemerintah bagi anak-anak yang membutuhkan.

“Kita memberikan perhatian supaya mereka tidak merasa terasing atau tidak diperhatikan. Ini perhatian awal. Nanti akan ada perhatian lanjutan supaya Kota Serang benar-benar men­jadi kota madani dan cerdas,” jelasnya. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang, Ahmad Nuri, menjelaskan lebih rinci terkait jenis bantuan dan tujuan program ini.

“Pak Wali Kota hadir untuk memberikan bantuan anak rentan putus sekolah dan anak putus sekolah. Ada 175 siswa dari 22 sekolah, dan tadi diberi­kan bantuan secara simbolik oleh Pak Wali Kota,” katanya.

Menurut dia, program ini bertujuan memberikan spirit baru kepada anak-anak.

“Pertama, kita ingin memas­tikan bahwa anak yang rentan putus sekolah mendapat se­mangat baru. Bahwa sekolah adalah kebutuhan untuk masa depan mereka. Kedua, ini ada­lah perhatian pemerintah ter­hadap anak yang rentan putus sekolah dan putus sekolah. Ini wujud nyata bahwa pemerintah hadir. Pak Wali Kota hadir me­mastikan bahwa rakyatnya, masyarakatnya, anak didiknya yang harus sekolah, bisa kem­bali bersekolah dalam usia produktif,” ujarnya.

Ahmad menambahkan bahwa pihak sekolah akan terus men­data ulang anak rentan putus sekolah (RPS) dan anak putus sekolah (APS) agar jumlahnya berkurang.

“Mudah-mudahan dengan bantuan-bantuan ini jumlahnya bisa berkurang. Bantuannya tas, ATK, seragam, sepatu. Jadi semua perangkat penting untuk sekolah. Kita pastikan, seming­gu dicek, sebulan dicek, semua dari 175 orang itu benar-benar kembali bersekolah dengan semangat baru,” jelasnya.

Dari 175 siswa tersebut, 20 di antaranya adalah anak yang sebelumnya putus sekolah, sementara 155 siswa lainnya termasuk kategori rentan putus sekolah. Program ini difokuskan untuk SMP terlebih dahulu, dan untuk SD akan dilaksanakan secara bertahap.

Dirinya menegaskan bahwa upaya mencegah putus sekolah tidak hanya melalui bantuan, tetapi juga pendekatan langsung kepada anak dan keluarga.

“Kami akan turun langsung door to door dalam 10 hari ke depan untuk mendengar keluhan anak dan keluarga, serta memberikan solusi jika ada persoalan rumah tangga atau ekonomi. Intinya, 175 anak ini bisa sekolah lagi dengan baik,” ujarnya.

Sumber: