Efek Isu Demo, Siswa Belajar dari Rumah, Siswa SMA/SMK Diliburkan

Aksi demonstran di perempatan Ciceri, Kota Serang Sabtu (30/8) malam yang membakar pos polisi. (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--
TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Beredar kabar hari ini akan kembali terjadi demonstrasi besar. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten meliburkan semua siswa SMA dan SMK negeri di Tangerang Raya, selama dua hari. Senin (1/9) dan Selasa (2/9).
Pembelajaran tetap berjalan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara daring dari rumah masing-masing. Instruksi PJJ diambil mendadak setelah Dindikbud Banten menggelar rapat secara daring dengan seluruh kepala sekolah, Minggu (31/8).
Meningkatnya eskalasi situasi politik dan sosial dalam beberapa hari terakhir menjadi pertimbangan Dindikbud Banten membuat keputusan menerapkan PJJ pada siswa. Ini agar siswa SMA dan SMK tidak ikut terlibat dalam demonstrasi.
"Orang tua/wali murid diharapkan memastikan anak mengikuti PJJ dengan baik, tetap berada di rumah, serta tidak terlibat dalam kegiatan di luar rumah yang berpotensi mengganggu keselamatan," bunyi salah satu butir instruksi dari Dindikbud Banten.
Kepala SMKN 1 Tangerang Arif Prio Wibowo menjelaskan, keputusan PJJ bagi siswa SMA dan SMK negeri diambi setelah Dindikbud Banten menggelar rapat dengan seluruh kepala sekolah dan Kepala Cabang Dinas (KCD) pada Minggu sore.
"Mencermati setuasi keamanan dan ketertiban yang terjadi beberapa hari terakhir, membuat para orang tua siswa khawatir. Sehingga Dindikbud Banten membuat keputusan seluruh siswa SMA dan SMK negeri belajar dari rumah menggunakan metode PJJ secara daring. Ini agar siswa tidak ikut terlibat dalam aksi-aksi massa," jelasnya.
Arif menjelaskan guru sudah menyiapkan meteri pembelajaran melalui pfatform digital.
"Dengan PJJ ini, orang tua bisa mengontrol langsung anak-anaknya. Ini juga untuk menjaga keselamatan siswa," lanjutnya.
Sarwanto salah satu orang tua siswa SMKN 1 Kota Tangerang mengaku mendapat pemberitahuan dari sekolah Minggu (31/8) sore. "Saya dapat pemberitahuan dari sekolah anak saya, Minggu sore.
Semua siswa harus belajar dari rumah menggunakan metode PJJ," jelasnya. Ia mengatakan, PJJ dilakukan berkaitan dengan isu demonstrasi yang akan digelar hari ini seluruh wilayah Banten dan Jakarta.
"Keputusan PJJ dalam situasi seperti saat ini tepat. Hal ini membuat saya sebagai orang tua jadi tenang dan tidak khawatir," akunya.
Seperti diketahui aksi demonstrasi besar-besaran mengguncang Kota Serang pada Sabtu (30/8). Menurut data yang dihimpun Tangerang Ekspres menyebutkan, aksi tidak hanya terpusat di lampu merah Ciceri. Melainkan berlangsung di sejumlah titik dengan aliansi berbeda yang pada akhirnya bergabung di pusat ibu kota Banten.
Ratusan massa yang terdiri dari mahasiswa, pelajar, driver online, hingga elemen masyarakat tumpah ruah di jalan, menutup akses utama kawasan Ciceri. Situasi yang awalnya berlangsung damai berujung ricuh, dengan fasilitas umum rusak, pos polisi terbakar, hingga belasan orang diamankan aparat.
Rangkaian aksi dimulai dari massa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Serang yang menggelar unjuk rasa di depan Mapolresta Serang pada Sabtu (30/8) sore.
Sumber: