Terlalu Lama Main HP, Banyak Siswa Bermasalah dengan Mata, Pengecekan Kesehatan Siswa di Tangerang dan Tangsel

Terlalu Lama Main HP, Banyak Siswa Bermasalah dengan Mata, Pengecekan Kesehatan Siswa di Tangerang dan Tangsel

Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia Meutya Hafid berbincang dengan salah satu siswa SMPK Penabur Gading Serpong saat cek kesehatan.- (Randy Yasetiawan/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, KELAPA DUA - Ratusan siswa di SMPK Penabur Gading Serpong dicek kesehatannya. Banyak ditemukan siswa bermasalah dengan mata. Karena terlalu lama menggunakan handphone (HP). Hal itu diungkapkan Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia Meutya Hafid saat meninjau langsung pelaksanaan pengecekan kesehatan siswa di SMPK Penabur Gading Serang, kemarin.

"Kami hadir untuk melihat langsung proses pengecekan kesehatan siswa. Pengecekan kesehatan siswa targetnya 53 juta siswa dari Sabang sampai Merauke. Dan ini bentuk kepedulian bapak Presiden kepada siswa pelajar di seluruh Indonesia," ujarnya di SMPK Penabur Gading Serpong, Senin (4/8). Meutya menambahkan, saat ke lokasi pengecekan mata, diketahui bahwa banyak siswa yang matanya kurang sehat akibat bermain gadget terlalu lama. Sehingga, ada gangguan terhadap mata siswa dan harus dilakukan pengecekan.

Saya sempat lihat saat pengecekan mata. Banyak gangguan kesehatan mata pada siswa akibat terlalu lama bermain gadget. Dan ini menjadi perhatian kita Bersama. Agar kedepan siswa tidak terlalu lama atau dibatasi untuk bermain gadget agar bisa mencegah kerusakan pada mata," paparnya. Dalam pengecekan kesehatan tersebut, Muetya didampingi Gubernur Banten Andra Sony dan Wakil Bupati Tangerang Intan Nurul Hikmah. Proses pengecekan kesehatan dilakukan pada siswa kelas 7 SMPK Penabur Gading Serpong. 

Sebanyak 188 siswa, dilakukan pengecekan kesehatan yang dibantu oleh petugas kesehatan Puskesmas Kelapa Dua. Muetyamengatakan, pengecekan kesehatan gratis tersebut adalah program bapak Presiden Prabowo Subianto yang meminta untuk dilakukan pengecekan kesehatan kepada siswa. Sebelumnya, program Makanan Bergizi Gratis (MBG) telah berjalan dan program pengecekan kesehatan siswa adalah program kedua bagi anak sekolah.

Sementara itu, Gubernur Banten Andra Soni menjelaskan, bahwa pihaknya juga telah menjalankan program cek kesehatan gratis, sudah ada 412 ribu data warga dilakukan pengecekan gratis di kota maupun kabupaten yang ada di wilayah Banten. "Program pengecekan kesehatan yang diluncurkan oleh Bapak Presiden sangar bagus. Artinya, bapak presiden meminta kita untuk antisipasi agar tidak sakit. Maka program pengecekan kesehatan adalah salah satu cara pencegahan terhadap penyakit," ungkapnya.

Ia menuturkan, bahwa pihaknya juga akan berkolaborasi dengan kepala daerah agar membuat pengecekan kesehatan gratis khusus siswa atau pelajar. "Saya akan kolaborasi dengan kepala daerah kota dan kabupaten yang ada di Banten. Jadi, jika ketahuan memiliki gangguan serius maka akan dilakukan penanganan oleh pihak Puskesmas atau rumah sakit daerah," tutupnya.

Sementara itu, pengecekan Kesehatan siswa juga dilakukan di Kota Tangsel. Sebanyak 301.598 siswa di Kota Tangsel menjadi sasaran program cek kesehatan gratis (CKG). Jumlah tersebut merupakan siswa dari tingkat SD hingga SMA dan sederajat. Dari 301.598 siswa tersebut terdiri dari siswa SD sebanyak 162.004, 70.829 siswa SMP dan 68.765 siswa SMA. Kick off pelaksanaan CKG di sekolah di Kota Tangsel dilaksanakan di SMAN 6 Kota Tangsel.

Kick off CKG dilakukan oleh Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi. Turut hadir Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes Asnawi Abdullah, Sekda Provinsi Banten Deden Apriandi, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie, Plt Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten Lukman dan lainnya.

Diketahui, dalam rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat menuju generasi Indonesia Emas 2045, serta menjalankan UU No.17 tahun 2023 tentang Kesehatan dan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo, Kementerian Kesehatan melaksanakan CKG untuk anak usia sekolah dimulai hari ini, 4 Agustus 2025. Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi mengatakanmeninjau kick off CKG di sekolah, sedangkan program CKG untuk masyarakat sudah dilaunching pada 10 Februari 2025.

Hari ini (kemarin) pemerintah jemput bola datang ke sekolah-sekolah untuk periksa kesehatan anak-anak sekolah, dari tingkat SD, SMP, SMA dan sederajat. Ditarget bisa mengcover 53 juta penerima manfaat," ujarnya. Hasan menambahkan, anggota kabinet disebar di 12 titik yang melaksanakan kick off CKG di sekolah. Di  SMAN 6 Tangsel ada 1.225 siswa yang menjadi sasaran CKG dan kemungkinan diperlukan 3 hari untuk memeriksa kesehatan seluruh siswa. "Saya melihat pemeriksaan, mulai uji kebugaran, pengisian kuisoner, periksa mata, periksa darah, periksa telinga, periksa gigi, berat badan dan lainnya. Yang saya lihat sebagian cukup bagus baik, tinggi dan berat badan tapi, di gigi ada masalah dan ada 2 siswa yang tekanan darahnya tinggi," tambahnya.

Menurutnya, temuan tersebut jadi temuan awal yang bisa ditindaklanjuti supaya tidak semakin buruk kedepannya. CKG merupakan deteksi dini atau awal potensi-potensi penyakit yang bisa berbahaya dan bisa ditangani sejak dini. "Sehingga kita nanti datang ke fasilitas kesheatan (faskes) itu bukan ketika sakit tapi, ketika sehat. Karena sekarang sudah digratiskan tidak hanya anak sekolah tapi masyarakat umum juga," jelasnya.

Datang ke faskes itu selagi sehat, jadi kita tahu potensi sakit kita apa saja, sehingga kita bisa jaga pola hidup, budayakan hidup sehat. Sehingga penyakit berbahaya bisa kita minimalkan atau hilangkan," tuturnya. Hasan mengaku, nantinya siswa diharapkan memiliki rekam medik dari generasi kegenerasi, seperti yang ada di luar negeri. Jadi medikal cek up hari ini bisa dicek oleh anak-anak, sehingga kita tahu riwayat sakit kita, sehingga kita punya data yang komprehensip dan mudah dilacaknya," tuturnya.

Menurutnya, di negara maju suda ada sistem seperti itu, jadi periksa kesehatan dimanapun tidak usah cek kesehatan terus lantaran sudah ada rekam mediknya. Di luar sekolah sudah ada sekitar 16 juta masyarakat yang melakukan CKG. Tidak ada kata terlambat memeriksa kesehatan sehingga kita tahu potensi risiko kita. Sementara itu, Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kemenkes Asnawi Abdullah mengatakan, CKG merupakan satu program untuk merubah paradigma kita yang biasa kita datang ke faskes ketika sakit, sekarang kita ubah datang ke faskes ketika kita sehat. 

Ini untuk mengetahui fasktor risiko ada tidak, kalau ada faktor risiko maka bisa kendalikan faktor risiko itu, sehingga kita tidak sakit di kemudian hari," ujarnya. Asnawi menambahkan, pihaknya juga ingin menemukan penyakit sedini mungkin, sehingga bisa dilakukan pengobatan dan tidak membuat penyakit yang lebih parah lagi.

Sumber: