Terlalu Lama Main HP, Banyak Siswa Bermasalah dengan Mata, Pengecekan Kesehatan Siswa di Tangerang dan Tangsel

Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia Meutya Hafid berbincang dengan salah satu siswa SMPK Penabur Gading Serpong saat cek kesehatan.- (Randy Yasetiawan/Tangerang Ekspres)-
Kalau ditemukan kasus atau penyakit serius saat pelaksaan CKG di sekolah, maka siswa akan dirujuk ke puskesmas. Kalau puskesmas perlu merujuk ke rumah sakit akan dirujuk ke rumah sakit. Yang dirujuk ke puskesmas gratis tapi, kalau yang ke rumah sakit pakai BPJS," jelasnya. Asnawi mengaku, ada satu contoh yang paling baik di beberapa negara. Seperti di Swedia dan Norwegia. Di sana, selain dapat rapor prestasi siswa juga dapat raport kesehatan selama sekolah.
Mudah-mudahan kita kedepan bisa miliki rapor seperti itu. Sehingga kita tahu betul kesehatan kita. Insya Allah dengan program ini akan melahirkan anak-anak bangsa kita yang sehat dan membangun masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik dimasa yang akan datang," ungkapnya. Di tempat yang sama, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, siswa yang menjadi sasaran CKG di wilayahnya mencapai 301.598 siswa, baik SD, SMP, SMA dan sederajat. "CKG di sekolah ini pelaksa teknis dari puskesmas dan digilir pelaksanaannya. Pemeriksanaan mulai dari pemeriksaan mata, gigi, telinga dan lainnya," tambahnya.
Menurutnya, bagi siswa yang memiliki atau ditemukan penyakit saat pelaksanaan CKG, maka akan dirujuk ke puskesmas terdekat. "Pemeriksaan di sekolah dan puskesmas sama tapi, di sekolah malah lebih komplet lagi dan ada tes kebugaran juga. Target 300 ribuan siswa ini selesai pada Desember 2025," tutupnya. (ran/bud)
Sumber: