Hari Santri, Pegawai Kabupaten Tangerang Kenakan Baju Santri

Hari Santri, Pegawai Kabupaten Tangerang Kenakan Baju Santri

TIGARAKSA – Ada yang berbeda pada Apartur Sipil Negara (ASN) pada hari Kamis (22/10) di Kantor Pemerintahan Kabupaten Tangerang. Sejumlah ASN terlihat bak seperti santri yang sedang menimba ilmu di pondok pesantren, para pejabat dan pegawai menggunakan baju koko (busana muslim), berkopiah hitam serta sarung. Aktifitas mengenakan ornamen santri ini sebagai bentuk peringatan hari santri yang sudah ditetapkan pemerintah beberapa tahun silam. Dimana setiap 22 Oktober dikenal sebagai hari Santri. Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar serta Sekertaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch Maesal Rasyid  bahkan dalam salah satu rapat di ruang Solear bersama para kepala dinas juga mengenakan pakaian para Santri. Sekertaris Daerah Kabupaten Tangerang Moch. Maesal Rasyid mengatakan, memang di hari ini ada edaran untuk mewajibkan kepada pegawai dilingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang supaya mengenakan sarung dan kopiah hitam dan baju koko sedangkan untuk ASN yang perempuan berbusana muslimah. "Atas perintah Bupati, supaya kita mengikuti hari Santri dengan mengenakannya baju Koko, bersarung dan kopiah hitam, sebagai perayaan dalam kondisi Pandemi," terang Moch Maesal Rasyid, Kamis (22/10). Diakui Sekda, jika kondisi bersarungan ini tidak mengurangi pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan pelayanan dari pemerintah. "Kita pasti maksimal dalam memberikan pelayanan meski dalam kondisi berpakaian seperti ini, karena ini merupakan hal yang biasa digunakan dan kenakan kalau dirumah," tegasnya. Menurut orang nomor tiga di Kabupaten Tangerang ini, momen hari santri menjadikan kita harus lebih menjiwai bagaimana nilai-nilai keagamaan yang luhur, supaya bisa diimplementasikan dalam etos kerja yang baik. "Ada norma agama yang begitu tinggi, dimana para kiai dan ulama mentransformasikan ilmu kepada para santri untuk diamalkan dalam kehidupan  sehari-hari termasuk didunia kerja seperti pelayanan pemerintah," terangnya. Moch Maesal Rasyid mengharapkan supaya hari santri tidak hanya di kenal dalam busana saja, namun juga bisa diimplementasikan dalam budaya kehidupan berbangsa dan bernegara. "Semenjak Indonesia diperjuangkan, santri menjadi bagian dalam noktah sejarah bangsa ini, mereka tidak hanya kuat dalam pendidikan agama semata namun juga ikut dalam angkatan perang dan angkat senjata, sehingga kita wajib untuk bisa menghormati akan hal tersebut dengan cara beretos  kerja baik," tutupnya. (sep/din)

Sumber: