Sepanjang 2025, Terjadi 195 Kali Kebakaran

Zamaludin, (tengah) Mendaftar sebagai Calon Ketua DPD Golkar Kota Tangerang periode 2025-2030. Kamis 16 Oktober 2025.-(Abdul Aziz Muslim/Tangerang Ekspres)-
TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang mencatat sebanyak 195 peristiwa kebakaran hingga September 2025.
Kepala BPBD Kota Tangerang, Mahdiar mengungkapkan, rentetan insiden kebakaran sepanjang 2025 terjadi di kota Tangerang didominasi masalah korsleting listrik. Selain itu faktor cuaca panas ekstrem beberapa bulan sebelumnya menjadi salah satu faktor pemicu kebakaran baik lingkungan pemukiman maupun lahan terbuka
“Data rekapan kami hingga September 2025 sebanyak 195 terjadi kebakaran. Paling banyak di wilayah Kecamatan Tangerang yaitu, ada 24 kali peristiwa kebakaran,” ungkap Mahdiar saat dihubungi, Selasa, 21 Oktober 2025.
”Di bulan Agustus terjadi kebakaran paling banyak, terdapat 31 kali. Karena faktor cuaca panas ekstrim,” sambungnya.
Dia menyampaikan, korsleting listrik kerap kali menjadi pemicu kebakaran. Sebab, bedasarkan pantauan petugas di lapangan, penggunaan kabel listrik yang tidak sesuai dengan standar kapasitas tegangan listrik.
”Kalau di lihat di lapangan banyak masyarakat menggunakan kabel listrik yang tidak sesuai dengan kapasitas. Standar untuk instalasi rumahan dengan kapasitas 900 kWh menggunakan kabel batangan tembaga yang berukuran 2mm,” ujar Mahdiar.
Selain itu, masyarakat juga perlu lebih berhati-hati dalam menggunakan perangkat elektronik, baik yang menggunakan listrik maupun non listrik seperti panel surya karena dapat menjadi sumber panas berlebih yang memicu percikan api.
Penggunaan listrik yang tidak aman, seperti membiarkan charger tetap terhubung ke stopkontak atau menyalakan kipas angin dan alat elektronik lainnya tanpa pengawasan juga perlu dihindari. Kebiasaan yang tampak sepele ini menurutnya, bisa berujung pada korsleting.
“Charger itu harus dicabut kalau tidak digunakan. Jangan dibiarkan tertancap terus, lama-lama panas bisa korsleting. Kemudian kipas angin alat elektronik lainnya juga jangan dibiarkan terhubung aliran listrik. Begitu juga lampu kalau tidak digunakan dimatikan saja,” ujar Mahdiar.
Selain korsleting listrik yang menjadi pemicu, kebakaran banyak juga bersumber dari dapur. Untuk itu, Mahdiar mengimbau masyarakat melakukan pengecekan selang maupun regulator kompor gas secara berkala. Selain itu tidak meninggalkan kompor dalam keadaan menyala, serta segera membuka ventilasi apabila mencium bau gas mencurigakan.
“Kalau sudah mencium bau gas, jangan nyalakan lampu atau pemantik api. Bisa fatal. Buka jendela atau pintu dapur dulu agar sirkulasi udara jalan. Ini penting,” tegasnya.
Mahdiar juga menekankan agar masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, terlebih di lahan ilegal yang kemudian membakar sampah. Pembakaran sampah bisa mengakibatkan api cepat membesar dan merembet terutama saat angin kencang.
“Kami tekankan warga untuk tidak membuang sampah sembarangan. Apalagi membuang sampah di lahan ilegal yang kemudian melakukan pembakaran. Sangat berbahaya kalau angin kencang dapat merembet bisa jadi besar dan sulit dikendalikan. Itu membahayakan lingkungan,” tegas Mahdiar.
Sebagai respons atas meningkatnya ancaman, BPBD mengintensifkan langkah mitigasi dengan menggandeng Satpol PP, TNI dan Polri guna melakukan sosialisasi secara berkala ke wilayah termasuk lingkungan padat penduduk.
Sumber: