Siswa SMK Al-Anshor Tuntut Dana PIP Dicairkan

UNJUK RASA: Siswa SMK Al-Ansor berunjuk rasa meminta pertanggungjawaban kepada kepala sekolah untuk menyelesaikan semua permasalahan di sekolah.(Randy/Tangerang Ekspres)--
TANGERANGEKSPRES.ID, LEGOK — Siswa SMK Al-Ansor, Kecamatan Legok, menuntut kepala sekolah (Kepsek) untuk menyelesaikan permasalah yang ada di sekolah. Tuntutan ini dilakukan lewat aksi unjukrasa, di sekolah, Senin (20/10). Anggota kepolisian juga terlihat menjaga sekolah agar menjaga kondisi tetap kondusif.
Para siswa menuntut kepala sekolah karena ada beberapa hal yang tidak bisa diselesaikan sehingga kegiatan sekolah tidak berjalan sebagaimana mestinya. Menurut para siswa, Kepsek melakukan penahan dana Program Indonesia Pintar (PIP), pungutan biaya ujian sebesar Rp 3,5 juta per siswa, dan juga tidak merapikan fasilitas sekolah sehingga siswa tidak bisa belajar dengan baik. Selain itu, banyak guru jarang untuk datang mengajar ke sekolah.
Ahmad salah, satu siswa SMK Al-Ansor mengatakan, dirinya bersama teman-temannya menuntut kepada Kepsek untuk menyelesaikan semua permasalahan yang ada di sekolah, Kepsek harus bertanggungjawab atas kondisi sekolah dan juga semua hak siswa harus terpenuhi selayaknya sekolah pada umumnya.
”Kami meminta kepada Kepsek bertanggungjawab atas permasalahan yang saat ini terjad, permasalahan yang harus di selesaikan adalah masalah dana PIP, sarana dan prasarana sekolah dan juga tanggungjawab guru yang mengajar harus sesuai dengan jadwal mata pelajaran. Masa, kita sekolah seperti ini guru tidak ada kelas juga rusak dan tidak ada meja serta bangku,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres saat ditemui di halaman sekolah.
Ahmad menambahkan, jumlah siswa di SMK AI-Anshor sangat sedikit. Saat ini kelas 10 tidak ada murid, kelas 11 hanya berjumlah 4 orang, dan kelas 12 sebanyak 26 orang. Parahnya lagi, guru cuma satu yang datang, dan tidak ada guru yang mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang ada.
”Kami ingin pendidikan yang layak, masa kami sekolah bayar tapi kami tidak mendapatkan perhatian dan fasilitas yang layak seperti bagaimana semestinya sekolah. Apalagi, kami punya rapot kelas hanya selembar kertas dan katanya nanti akan dijadikan raport berbentuk fisik. Ini kesalahan Kepsek, jadi kami meminta kepada Kepsek untuk bertanggungjawab,”paparnya.
Sementara itu, Nurul salah satu orang tua siswa menjelaskan, orang tua dan Kepsek sempat melakukan pertemuan di salah satu rumah orang tua siswa. Pertemuan ini untuk menanyakan masalah dana PIP dan juga masalah lainnya. Tetapi Kepsek menyebutkan, dana PIP tidak boleh di cairkan oleh siswa dan dana PIP untuk kepentingan sekolah, jadi sekolah yang mengatur.
”Kami sempat melakukan pertemuan di salah satu rumah siswa, di sana ada beberapa orang tua siswa dan juga para siswa yang menanyakan PIP. Tetapi Kepsek tetap pada pendiriannya, bahwa PIP tidak bisa dicairkan oleh siswa. Seharusnya, dana PIP siswa yang megang kenapa sekolah yang mengelola dan ini menjadi pertama besar kami,” ungkapnya.
Bantenekspres.co.id mencoba mengkonfirmasi ke kepala sekolah SMK Al-Ansor, Nursin, akan tetapi Kepsek tidak ada di tempat. Para siswa juga menuntut kepada kepala sekolah agar selesaikan permasalahan.(ran)
Sumber: