Sidak Di Pasar Delapan, Ditemukan Makanan Berformalin

Sidak Di Pasar Delapan, Ditemukan Makanan Berformalin

SERPONG UTARA-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar 8, Alam Sutera, Kecamatan Serpong Utara, kemarin. Sidak ini, digelar dengan menggandeng Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Banten, Labkesda, Dinas Kesehatan, Kepolisian, Dinas Pertanian, dan Satpol PP. Dalam sidak tersebut dari 15 sempel yang diambil masih ditemukan bahan makanan yang mengandung formalin dan mengadung borax. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangsel, Maya Mardiana menjelaskan, pihaknya sudah rutin melakukan kegiatan keamanan pangan. Terlebih, dalam kegiatan itu pihaknya sudah memiliki SK Walikota terkait perlindungan konsumen dalam tim terpadu keamanan pangan. Dalam sidak itu, Disperindag bersama BPOM didampingi Dinas Kesehatan dan Satpol PP, menemunkan beberapa makanan yang mengandung formalin. Antara lain terdapat di tahu lembang dan mie yang digunakan untuk membuat soto mie. "Tadi dari ketahanan pangan sudah ikan ikan segar yang dijadikan sampel. Dari Dinkes ada 18 sempel yang diambil, sedangkan BPOM ada 15 sempel. Dari keseluruhan sempel yang diambil ada beberapa yang memang di indikasikan ada positif mengandung satu formalin dan satu menjual bahan boraks," katanya usai Sidak di Pasar 8, Alam Sutera, Tangsel kemarin (10/12). Maya menegaskan, barang-barang yang terindikasi tersebut dipastikan tidak akan dijual kembali. Setelah sidak ini, kata dia, tim kepolisian pun akan terus memantau bahan pangan di pasar tersebut. Dia memastikan, sidak yang dilakukanya kemarin sudah efektif dan efisien. "Sampai tadi pagi pun kami tidak memberi informasi akan dilakukan di mana. Bisanya yang sudah sudah selalu saja bocor sehingga tidak ektif dan efisien. Jadi memang kita sudah sepakat untuk tidak memberi tahu," ujarnya. Maya menambahkan, dalam sidak itu BPOM juga menemukan makanan lain yang terindikasi mengandung formalin yaitu tahu goreng sumedang. Berdasarkan pengakuan para pedagang, mereka mengaku belum mengetahui hal-hal terkait bahanya makanan itu. Karena itu, dia bekerjasama dengan pengelola pasar untuk terus melakukan edukasi dan sosialisasi secara berkala. "Tadi saya juga sudah bilang ke pengelola untuk menyediakan kit untuk cek singkat atau cek cepat untuk bahan pangan yang mungkin bisa dilakukan oleh pihak pengelola sendiri. Kita akan lakukan pelatiahan. Kalau tadi ada pedagang yang bahan dasarnya mie, bisa di cek," urainya. Sementara itu, perwakilan BPOM Banten, Aditya mengatakan, pihaknya masih sering menemukan mie basah yag digunakan di soto mie. Berdasarkan, pengakuan pdagang  bahan tesebut dipasok dari Jakarta. "Dari BPOM ada dua yang mengandung formalin. Selain itu, di toko kelontong ada beberapa produk yang tidak memiliki izin edar dan izin sudah habis. Kosmetik juga sama masih banyak yang tidak memiliki izin edar," tambahnya. Sementara itu Pengelola Pasar 8 Alsut, Bangun, menjelaskan, Pasar 8 komitmen untuk menjaga makanan dan barang yang dijual oleh pedagang layak dikonsumsi, untuk itu dengan adanya sidak ini mengucapkan terima kasih, sehingga pihaknya bisa langsung menarik barang yang menjadi temuan pihak BPOM dan Dinas Kesehatan. “Dari sekian banyak pedangan hanya 1 pedagang yang ditemukan dagangnya berbahan formalin, karena mereka mengambil barang di Jakarta, ini tidak ada 0.1 persennya, dikarenakan kami terus melakukan pengecekan kepada para pedagang yang ada untuk melindungi konsumen kami,” ungkapnya.(mol/esa)

Sumber: