Kasus Kekerasan Perempuan dan Anak Naik
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Serang, Arfina Rustandi, bersama Kepala DP3AKAB Kota Serang, Anthon Gunawan, saat memimpin kegiatan “Penguatan Keluarga untuk Perempuan dan Anak Penyintas Kekerasan” dalam rangka pe--
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Serang menunjukkan peningkatan sepanjang tahun 2025. Data Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKAB) Kota Serang mencatat, terdapat 123 pengaduan layanan perlindungan, dengan 65 di antaranya merupakan laporan kekerasan perempuan dan anak. Angka ini naik dibanding tahun 2024 yang mencatat 60 kasus.
Kepala DP3AKAB Kota Serang, Anthon Gunawan, menyebut kenaikan ini tidak sepenuhnya menggambarkan bertambahnya tindakan kekerasan, tetapi justru menunjukkan meningkatnya keberanian masyarakat untuk melapor.
“Kita bersyukur ketika angkanya naik, artinya semakin banyak yang berani melapor. Tahun lalu ada 60, sekarang 65. Dengan keberanian masyarakat, itu sudah kemajuan,” ujarnya.
Anthon menjelaskan bahwa kekerasan yang dilaporkan mencakup fisik, seksual, hingga psikologis, dengan korban anak masih menjadi yang terbanyak. Kecamatan Serang menjadi wilayah dengan laporan tertinggi, sejalan dengan jumlah penduduk yang lebih besar.
Sebagai bentuk pencegahan, DP3AKAB menyasar lingkungan pendidikan yang dinilai paling rentan. Sepanjang tahun ini, lebih dari 60 sekolah dan pesantren telah menjadi lokasi sosialisasi mengenai perlindungan anak dan pencegahan kekerasan.
“Karena banyak kasus terjadi pada anak, kami fokus masuk ke sekolah. Semua sekolah kami sasar, baik negeri, swasta, maupun ponpes,” jelasnya.
Selain itu, setiap kelurahan di Kota Serang sebenarnya telah memiliki Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM). Namun, menurut Anthon, belum semua masyarakat mengetahui fungsinya. Laporan melalui layanan darurat 112 disebut lebih sering digunakan dan ditangani lebih cepat dibandingkan melalui PATBM.
Di sisi lain, menjelang peringatan Hari Ibu 2025 di Kota Serang membuat kegiatan bertema “Penguatan Keluarga untuk Perempuan dan Anak Penyintas Kekerasan”, yang digelar oleh DP3AKAB bersama Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Serang, di Pokel Garden, Kota Serang, Kamis (27/11).
Ketua TP-PKK Kota Serang, Arfina Rustandi, hadir langsung dan berinteraksi dengan para penyintas kekerasan. Ia menekankan bahwa dukungan moral sangat penting agar para korban dapat bangkit dan berani bersuara.
“Kegiatan hari ini adalah rangkaian peringatan Hari Ibu. Kami mengundang beberapa korban kekerasan, memberikan bantuan dan motivasi agar mereka semangat lagi untuk bangkit,” ujarnya.
Arfina mengungkapkan bahwa banyak kasus kekerasan tidak muncul ke permukaan karena korban takut membuka diri. Oleh karena itu, TP-PKK mendorong agar penyintas tidak ragu untuk speak up kepada pihak terdekat maupun pemerintah.
“Saya mendorong mereka agar berani bicara. Mereka bisa bicara ke keluarga, ke kami, ke saya, dan ke DP3AKAB, agar kasus bisa ditangani dan pelakunya bisa diungkap,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Satgas penanganan kekerasan telah terbentuk. Namun, struktur lengkapnya masih bersifat tertutup demi efektivitas pengawasan. Nantinya, sebagian Satgas akan diekspos agar pelayanan bisa lebih cepat dan korban lebih mudah melapor.
TP-PKK, lanjut Arfina, terus mengintensifkan sosialisasi di berbagai lingkungan masyarakat sebagai langkah menekan potensi kekerasan. “Kami terus keliling memberikan sosialisasi agar kasus tidak bertambah,” ujarnya.
Sumber:

