Korban Pilih Mengontrak
SETU-Longsor Kampung Koceak RT 06 RW 02 Kelurahan Keranggan, Kecamatan Setu, Kota Tangsel, masih menyisakan duka. Sebagian besar korbannya, masih harus mengungsi. Sebanyak 46 kepala keluarga tak ada yang tinggal di tenda pengungsian. Mereka, lebih memilih tinggal di kontrakan. Saat ini, posko bencana itu hanya menjadi tempat penyimpanan logistik dan posko kesehatan. Lurah Keranggan Agus Muhdi menjelaskan, pola pemberian bantuan diberikan kepada korban langsung. Petugas mengantarkan bantuan ke tempat tinggal sementara warga korban longsor yang tersebar di wilayah Keranggan. Menurutnya, bantuan yang disalurkan kali ini merupakan bantuan tahap tiga. Bantuan yang diberikan antara lain, sembako, sabun, dan selimut. “Perihal kesehatannya, warga korban longsor bisa langsung melapor ke posko dan petugas langsung mendatangi untuk memeriksa kesehatan. Tim kesehatannya lengkap, dari dokter, perawat, dan bidan disiagakan di posko,” katanya saat memberikan bantuan, kemarin. Agus mengatakan, pihaknya juga akan mengadakan rapat bersama para ketua RT dan RW untuk membahas berbagai persoalan warga pasca-relokasi yang terdata ada sebanyak 153 jiwa dari 46 kepala keluarga itu. Ia menuturkan, hingga saat ini, kondisi warga terdampak dan rawan terdampak longsor dalam kondisi baik. “Hingga saat ini masih sangat baik kondisinya. Warga masih ada di rumah tinggal sementara. Namun, perihal teknis pembiayaan masih perlu dibahas bersama pihak kecamatan,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangsel Chaerudin telah menetapkan jadwal piket para petugas bencana gabungan. Para petugas gabungan itu terdiri dari BPBD, Dinas Sosial, Polisi Pamong Praja, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan. Jadwal piket petugas posko bencana juga telah ditetapkan bagi posko bencana Kampung Sengkol. “Selain mendirikan posko, kita juga telah menetapkan petugas piket gabungan. Di posko juga kita sediakan informasi tentang jumlah korban yang sudah terdampak dan rawan terdampak. Kita juga melakukan pengecekan terakhir, sudah ada 4 rumah yang longsor, dan dapur rumah yang longsor. Belasan rumah lainnya yang rawan kita relokasi penghuninya,” katanya. Selain kesiapan sembako, petugas juga menyiapkan berbagai kebutuhan medis seperti obat-obatan dan tenaga medis dari Puskesmas. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Tangsel Iin Sofiawati menambahkan, sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis penunjang lainnya disiapkan lengkap dengan 5 orang tenaga medis. Menurutnya, tim medis akan melakukan pemeriksaan kesehatan umum bagi korban. Namun, pihaknya juga akan mendata jumlah pengungsi usia lanjut dan anak-anak dari 153 jiwa warga yang direlokasi tersebut. “Alasan kita mendata lansia dan anak karena saat situasi seperti ini mereka sangat rentan terserang penyakit. Perlengkapan medis kegawat-daruratan dan obat-obatan sudah disiapkan. Rencana tindakan medis yang akan kita berikan berupa pemeriksaan umum,” ujarnya. Sementara itu, salah seorang korban longsor Madsuki mengatakan, ia saat ini bersama anak dan menantunya itu tinggal di rumah kontrakan. Menurutnya, warga lebih memilih tinggal sementara di rumah kontrakan atau di rumah kerabat ketimbang di posko bencana. “Barangnya juga kan banyak jadi gak mungkin kita ke tenda bencana. Agak repot juga kalau bersama anak istri harus tinggal di posko seperti itu. Saya sementara ini di rumah kontrakan. Ke depannya seperti apa saya belum tau,” imbuh kakek 57 tahun yang tanah dan rumahnya telah hilang itu. (mg-22/esa)
Sumber: