Minta Jalan, Warga Blokir Proyek Tol
CIPUTAT-Warga Kelurahan Serua tutup akses pembangunan Jalan Tol Cinere-Serpong. Hal tersebut dilakukan langsung oleh Ketua RT05/RW02, Komplek Pertanian. Ini dilakukan sebagai upaya warga mendapatkan akses jalan yang terputus karena proyek itu. “Saya tutup sejak minggu kemarin. Sebelumnya kami enggak masalah dengan Waskita (selaku kontraktor jalan tol). Tapi, setelah pengurukan besar-besaran baru kami tutup,” kata Endang Suprapti, Ketua RT 05/02, Komplek Pertanian, Keluarahan Serua. Menurutnya, sejak ada pengurukan yang dilakukan oleh pihak kontraktor tol tersebut, ada sejumlah warga mereka yang kehilangan akses jalan. Selain itu, pembangunan ini kerap mengalami banjir. Pihaknya hanya meminta dibangun drainase, sehingga tidak terjadi banjir akibat pengurukan. “Sejak ada urukan jalan tol dampaknya juga menyebabkan banjir. Maka dari itu, kami meminta drainase. Makanya kami tutup jalannya,” kata dia. Menanggapi hal tersebut, Lurah Serua Tomy Patria Edwardi menengahi atas permasalahan yang dihadapi warganya. Tomy pun mengundang warga Komplek Pertanian untuk mencari solusi. Atas kejadian tersebut, pasalnya ada empat kepala keluarga (KK) yang berada di belakang Komplek Pertanian tidak mendapatkan akses jalan yang layak menuju jalan raya. Setelah pertemuan tersebut, Tomy, warga (Jarno ) dan kontraktor sepakat membebaskan lahan dijadikan akses jalan dan drainase. “Ada 4 KK dengan jumlah 20 jiwa yang terisolir karean tidak memiliki akses jalan. Sewaktu tol belum ada, jalan itu masih ada setapak bahkan bisa dilewat oleh motor. Namun, tatkala kemudian jalan tol ini memotong jalan tersebut maka akses warga tertutup. Sehingga perlu dibuatkan akses jalan,” jelas Tomy. Setelah pertemuan ini, kata Tomy, akhirnya ditemukan titik temu. Yaitu pihak kontraktor memberikan akses jalan dari komplek Pertanian menuju SMAN 9 Kota Tangsel menuju jalan raya. Selain itu, Jarno pun akan memberikan akses jalan dengan membesakan lahan miliknya. “Tadi musyawarah titik temunya, masyarakat mendaptkan akses jalan. Dengan catatan yang pertama lewat belakang jalan SMN 9 Kota Tangsel. Melalui tanah pinggir jalan tol atau diberikan tanah Pak Jarno seluas kurang lebih 3 meter dikalikan panjangnya,” bebernya. Menurutnya, selain masalah akses jalan dampak dari pembangunan tol tersebut juga saluran air dan dari pintu keluar masuk warga Komplek pertanian cukup terganggu. Artinya dampak tersebut harus diselesaikan. “Secara prinsip pihak kontraktor dan jalan tol, siap membantu menyelesaikan. Cuma tinggal ke pemilik tanah. Kalau dia enggak ngasih jalan, dia juga akan tertutup,” tuturnya. (mg-7/esa)
Sumber: