Reaktivasi Jalur Kereta Rangkasbitung – Labuan, Dorong Perekonomian Masyarakat

Reaktivasi Jalur Kereta Rangkasbitung – Labuan, Dorong Perekonomian Masyarakat

TERLANTAR: Stasiun Pandeglang (Kadomas) yang terlantar dan tinggal puing bangunan.(Ahmad Fadilah/Tangerang Ekspres)--

TANGERANGEKSPRES.ID,  PANDEGLANG — Pemerintah pusat melalui PT KAI berencana akan membuka kembali Jalur  kereta api Rangkasbitung-Labuan yang saat ini telah ditutup dan tidak beroperasi sejak tahun 1984. 

Jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan yang dibangun pada tahun 1908 akan kembali dibuka dan mendapatkan sambutan baik dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat hingga kepala daerah, khususnya warga Kabupaten Pandeglang. Pasalnya, reaktivasi jalur kereta tersebut diyakini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. 

Namun sayang, pantauan Tangerang Ekspres kondisi jalur kereta Rangkasbitung - Labuan saat ini sudah nyaris hilang, lahan jalur kereta ada yang sudah menjadi rumah penduduk, kios-kios pedagang hingga jadi jalan umum masyarakat. Bahkan, rel kerata yang terbuat dari besi sudah hilang entah kemana. Namun ada di beberapa titik masih terlihat, walaupun hanya sebagian kecil saja. 

Yanti, warga Cibadak yang rumahnya dibangun di atas lahan jalur kereta mengaku, dia menempati lahan ini sudah lebih dari 20 tahun dan rumahnya yang dia tempati saat ini dibelinya dari warga sekitar dengan harga Rp 15 juta. 

”Iya saat beli saya sadar, bahwa rumah yang saya beli di atas lahan jalaur kereta api. Jika akan kembali dibuka, saya harap ada uang ganti rugi buat saya kembali bisa membuat rumah lagi,” ungkapnya. 

Informasi yang dihimpun, jalur sepanjang 19 kilometer dari Rangkasbitung ke Pandeglang tersebut masuk dalam program reaktivasi jangka menengah. Proses reaktivasi ini telah ditunda dari target awal 2025 dan diharapkan dimulai pada tahun 2026, dengan dimulai dengan pembebasan lahan.

Bupati Pandeglang, Dewi Setiani mengatakan, reaktivasi jalur kereta ini diharapkan dapat segera terwujud guna meningkatkan mobilitas dan distribusi logistik, serta pemerataan pembangunan di Banten. 

”Jalur ini akan mendorong perekonomian masyarakat di wilayah sekitar. Potensi okupansi penumpang yang baik membuat reaktivasi jalur ke arah Labuan diharapkan segera terwujud,” kata Dewi. 

Saat ini kata Dewi, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pandeglang telah mempersiapkan beberapa aspek, termasuk koordinasi dengan PT KAI dan Kementerian Perhubungan. 

”Dishub juga akan menyiapkan perubahan trayek angkutan kota dan bus untuk mengakomodasi penumpang yang turun dari stasiun kereta api,” ujarnya. 

Pengelola Pelayanan Angkutan pada Dishub Kabupaten Pandeglang, Ganjar Maulana Malik menyatakan, bahwa pembebasan lahan jalur kereta api awalnya direncanakan dimulai pada 2025, tetapi tertunda akibat efisiensi dan pemblokiran anggaran.

”Awalnya ditargetkan pembebasan lahan pada 2025, tetapi karena efisiensi anggaran kemungkinan diundur ke 2026. Target pembangunan tetap 2027 agar bisa beroperasi di 2029,” paparnya. 

Ganjar menyebut, saat ini PT Kereta Api Indonesia (KAI) masih memfokuskan reaktivasi proyek pada segmen awal, yaitu dari Stasiun Rangkasbitung menuju Stasiun Kadomas. Segmen ini menjadi prioritas sebelum proyek diperluas ke wilayah selanjutnya.”Sekarang fokus di Stasiun Kadomas dahulu. Kalau itu sukses, baru lanjut ke Stasiun Labuan,” tuturnya. 

Menurut Ganjar, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan telah melakukan pendataan ulang terhadap jalur rel lama yang sudah tidak aktif. Hasilnya, sebagian besar rel di segmen Kadomas telah berubah fungsi menjadi permukiman dan tempat usaha, seperti warung milik warga.

Sumber: