Bangli di Jalur Kereta Api Akan Dibongkar

Bangli di Jalur Kereta Api Akan Dibongkar

Kereta api jurusan Rangkasbitung - Merak melintas di Stasiun Rangkasbitung menuju Serang dan Merak, Rabu (27/8). (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--

TANGERANGEKSPRES.ID, LEBAK — Sejumlah bangunan liar (bangli) yang berada di bawah jembatan dan jalur rel kereta api di antara Stasiun Rangkasbitung hingga Jambu Baru akan segera dibongkar. 

Penertiban tersebut me­ru­pakan tindak lanjut kesepakatan an­tara PT KAI dengan Pemkab Lebak terkait penataan kawasan sepanjang rel kereta api yang dilakukan belum lama ini.

Al Kadri, Asisten Daerah (As­da) l Pemkab Lebak Bidang Pe­merintahan dan Kesra me­nga­­­takan, sebelum penertiban, tentunya akan dilakukan sosia­lisasi terlebih dulu dengan ha­rapan warga yang memiliki bangli di kawasan tersebut pin­dah secara sukarela. 

Menurut dia, keberadaan bang­li tersebut dinilai mem­bahayakan keselamatan peng­huni maupun masyarakat peng­guna transportasi umum.

"Hasil inventarisasi kita ada sekitar 15 rumah warga yang merupakan bangunan liar. Maka kita sosialisasikan. Sejauh ini, sudah ada dua bangunan liar yang dibongkar pemiliknya secara sukarela," kata Al Kadri kepada wartawan di Rangkas­bitung, Rabu (27/8). 

Al Kadri menyampaikan bahwa penertiban itu sendiri sepenuhnya proyek PT KAI. Sementara Pemkab Lebak mem­­bantu melakukan ekse­­­kusi sesuai dengan kesepakat­­­an yang dilakukan sebelumnya. Hingga saat ini, PT KAI sendiri telah mengirimkan SP 1 dan 2 kepada warga untuk mela­kukan pembongkaran.

"Makanya sebelum ada SP 3, kita coba datang ke warga untuk memberi pemahaman, agar secara sadar dan sukarela pindah," ujarnya. 

Kata dia, warga pemilik bang­­li tersebut sepakat untuk melakukan pembongkaran dengan catatan warga men­dapatkan uang kerohiman. 

"Pemerintah tidak bermak­sud menyulitkan, tetapi demi keselamatan bersama dan kelancaran transportasi pub­lik," ujarnya. 

Hendra, warga Lebak Sam­bel, Kelurahan Cijoro Lebak, Kecamatan Rangkasbitung mengaku dirinya bukan me­nolak pindah. Namun, dia tidak tahu harus pindah kema­na. Sedangkan uang tidak punya. 

"Kami harap ada uang peng­ganti rumah gubuk yang kami bangun, sehingga kami bisa untuk ngontrak sementara," ucapnya. (fad)

Sumber: