Kepsek dan Siswa Saling Memaafkan, Gubernur: Nonaktifkan Kepsek Bukan Hukuman

Gubernur Banten Andra mengundang dan berbincang dengan siswa dan Kepsek SMAN 1 Cimarga, ke kantornya, Rabu (15/10).--
Sementara itu, Kepsek SMAN 1 Cimarga Nonaktif, Dini Fitria mengaku menerima keputusan penonaktifan sebagai konsekuensi atas kesalahannya, namun ia menegaskan bahwa niat utama tindakannya adalah untuk menegakkan disiplin dan membentuk karakter siswa sebagai generasi bangsa.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh masyarakat, dan pemerintah daerah, sebab baginya dukungan tersebut sebagai sebuah resistensi untuk menjaga marwah guru.
"Semua yang mendukung adalah saudara, sebuah resistensi bahwa guru yang harus dijaga marwahnya. Simpati itu adalah tindakan guru itu tidak mungkin untuk menzalimi muridnya, itu adalah sebuah tindakan untuk menegakkan kedisiplinan," katanya.
"Penonaktifan Itu konsekuensi karena saya buat kesalahan walaupun tidak sengaja. Walaupun efeknya ringan tetap salah di mata hukum, saya akui saya terima dengan baik dan tidak menyangka," sambungnya.
Dini sempat menyangka bahwa penonaktifan akan berlangsung berbulan-bulan. Namun, kekhawatiran itu sirna setelah adanya komunikasi langsung dengan Gubernur Banten Andra Soni di kantornya.
"Ini pertemuan berharga, ini pertama kali ketemu Pak Gubernur dan Pak Sekda, dan menyatakan bahwa itu bukan hukuman," jelasnya.
Menurut Dini, pembiaran terhadap pelanggaran disiplin tentunya akan berdampak buru untuk masa yang akan datang, bahkan mungkin hal yang terjadi di sekolah bisa berimbas lebih luas di masa depan.
"Saya berpikir hari itu terjadi kepada Kepala Sekolah, kalau itu dibiarkan saya berpikir hari itu ada berontak kepada Kepala Sekolah, mungkin di masa mendatang kalau itu terjadi pembiaran tanpa gemblengan dari guru-guru dengan pendidikan karakter yang baik, bisa saja terjadi pada Pak Gubernur, bisa juga terjadi pada Pak Presiden, kita tidak menghendaki itu," paparnya.
Di tempat yang sama, siswa SMAN 1 Cimarga, ILY mengucapkan permintaan maafnya kepada Kepsek atas perbuatannya yang indisipliner melanggar aturan sekolah.
"Saya memohon maaf karena khilaf atas kesalahan yang saya perbuat itu fatal, dan ibu juga sudah memaafkan saya," katanya.
Ia berharap kegiatan hal seperti ini tidak lagi terjadi di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan lainnya yang ada di Banten.
"Saya harapkan tidak ada kejadian seperti saya kembali ke depannya, jadi kondusif," paparnya. (mam)
Sumber: