Megathrust dan Krakatau Mengancam, Banten Belum Siap, Peralatan Mitigasi Bencana Jauh dari Memadai

Gubernur Banten Andra Soni Bersama Kapolda Banten Irjen Hengky, Wakajati Banten Yuliana Sagala dan Direktur Peringatan Dini BNPB Berton Suar Pelita Panjaitan melihat peralatan penanggulanan bencana. Terlihat mesin pemotong pohon gergajinya banyak yang ber-Syirojul Umam-Tangerang Ekspres
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG – Banten punya potensi bencana alam besar. Letusan anak gunung Krakatau dan gempa dahsyat megathrust.
Namun, Pemprov Banten dinilai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) belum siap menghadapi bencana besar. Karena, peralatan yang dimiliki masih minim. Relawan dan masyarakatnya belum memiliki pengetahuan dalam menghadapi bencana besar.
Direktur Peringatan Dini BNPB Berton Suar Pelita Panjaitan mengatakan, Provinsi Banten merupakan salah satu daerah yang rawan terdampak bencana besar seperti tsunami, gempa bumi, dan gunung meletus dari gunung Krakatau yang berada di Selat Sunda.
"Jadi saat ini kalau kita lihat ini masih jauh dari memadai. Sebenarnya melihat besarnya potensi ada hitungannya tapi ini masih kurang dari segi jumlah maupun kualitas (peralatan-red)," ujarnya usai mengikuti apel siaga bencana di Kota Serang, Selasa (23/9).
Berton mengatakan dari sisi peralatan yang ada di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten juga belum memiliki peralatan dengan teknologi yang terbarukan.
Sehingga perlu adanya pengadaan agar peralatan dapat menunjang berbagai aktivitas dalam menanggulangi bencana. Tak hanya itu, hal ini juga harus didukung dengan pelatihan bagi aparat pemerintah, relawan, dan masyarakat untuk menghadapi bencana.
"Kemudian juga harus ada pelatihan pelatihan bagi aparat pemerintah, relawan maupun masyarakat perlu dilatih bagaimana menghadapi bencana," ungkapnya.
Sehingga perlu adanya peningkatan kesiapsiagaan meski potensi bencana tersebut tak bisa diprediksi kapan akan terjadi.
"Kalau potensi itu tinggi, tetapi namanya potensi belum tentu terjadi dan bisa terjadi kapan saja," katanya.
Meski begitu, ia mengapresiasi langkah Pemprov Banten yang dipimpin Gubernur Banten Andra Soni khususnya BPBD yang telah siapsiaga menghadapi bencana. Namun sayangnya hal itu tidak cukup untuk menghadapi potensi bencana besar yang ada di Banten. Hal itu dapat dilihat dengan jumlah personel yang masih kurang, keterampilan personel hingga ketersediaan peralatan.
Menurutnya, beruntung di Indonesia selalu ada dukungan dari berbagai pihak, termasuk dunia usaha dan provinsi lain, untuk saling membantu dalam penanganan bencana.
Kerja sama antar lembaga, baik pusat maupun daerah, serta organisasi non-pemerintah diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan respons terhadap bencana.
"Jadi kita saling bahu membahu kalau ada bencana, gotong royong itu kita adakan di masing-masing provinsi," paparnya.
Provinsi Banten mulai siap siaga terhadap berbagai potensi terjadinya bencana meteorologi atau bencana alam. Potensi bencana ini tersebar merata di hampir seluruh daerah di Banten.
Sumber: