Untuk Bangun Pasar Rau, Budi Kukuh Akan Tetap Pinjam Bank

Untuk Bangun Pasar Rau, Budi Kukuh Akan Tetap Pinjam Bank

Wali Kota Serang, Budi Rustandi saat diwawancarai wartawan di ruang kerjanya, Rabu (20/8). (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Wali Kota Serang, Budi Rustandi, menegaskan tidak sependapat dengan usul­an Ketua DPRD Kota Serang, Muji Rohman yang menyarankan pembangunan kembali Pasar Induk Rau dilakukan melalui skema Build Operate Transfer (BOT) atau kerja sama dengan pihak ke­tiga dibanding dengan memin­­jam uang ke bank untuk pem­­bangunan Pasar Induk Rau.

Menurutnya, pengalaman panjang pengelolaan Pasar Rau oleh pihak ketiga justru menimbulkan berbagai per­soalan, mulai dari keterbatasan pemerintah dalam mengambil alih aset hingga maraknya pungutan liar di kalangan pedagang.

“Yang pertama kita sama-sama tahu bahwa Pasar Rau ini sulit sekali diambil alih dari pihak ketiga. Tahun 2014 ketika saya masih Wakil Ketua DPRD, pemerintah tidak bisa mengambil alih, malah diper­panjang. Pemerintahan sete­lahnya juga sama, tidak ber­hasil, padahal BPK sudah me­rekomendasikan pemutus­­an kontrak karena wanpres­tasi,” ungkap Budi, Rabu (20/8).

Budi menegaskan, di era kepemimpinannya, ia ber­komitmen mengambil alih penuh Pasar Rau agar dikelola oleh pemerintah. Menurutnya, langkah ini lebih mengun­tungkan pedagang karena tarif sewa nantinya bisa dite­tapkan lebih murah, berbeda dengan pengelolaan pihak ketiga yang menuntut keun­tungan ganda.

“Kalau pasar ini dikelola pemerintah, pedagang tidak merasa dirugikan. Kita ambil kebijakan dengan memper­hatikan dampaknya terhadap ekonomi mereka. Kalau dike­lo­la pihak ketiga, otomatis harus ada pembagian keun­tungan dengan pemerintah dan juga keuntungan mereka sendiri. Itu yang membuat beban pedagang jadi berat,” jelasnya.

Budi juga menyoroti persoal­­an pungutan liar yang sudah puluhan tahun terjadi akibat pengelolaan pihak ketiga.

“Be­­lajar dari pengalaman, se­la­ma Pasar Rau berdiri, tem­­patnya tidak baik, tidak bagus, timbul pungli dan ma­­kelar yang merajalela. Kon­sep itu yang mau kita ubah,” katanya.

Ia menegaskan rencana pembangunan ulang Pasar Rau akan menggunakan skema pinjaman daerah. Nantinya, dana yang dipinjam akan dikembalikan melalui hasil pengelolaan pasar tanpa membebani pedagang.

“Uang sewanya nanti murah, cukup untuk membayar cicilan bank dan perawatan. Jadi uangnya muter, pedagang untung, pe­merintah juga dapat PAD, tapi tidak memberatkan ma­syarakat,” jelasnya.

Budi menyebut, pasar baru akan dibangun dengan konsep modern tiga lantai, dilengkapi fasilitas seperti AC, eskalator, lift, dan kebersihan yang lebih terjamin.

“Konsepnya seperti pasar modern, bersih, nyaman, dan adil. Prioritas utama adalah pedagang lama, jangan sampai mereka tersingkir atau tidak dapat tempat,” tegasnya.

Terkait sumber pinjaman, Budi mengatakan pemerintah masih menunggu arahan pusat.

“Nanti kita cari bank yang sesuai, yang bunganya rendah. Arahan pusat jelas, pinjaman daerah yang murah. Karena ini masuk APBD Perubahan 2026, harus segera dilakukan. Masa jabatan saya hanya empat tahun, kalau tidak cepat dibangun kapan lagi? Apa mau saya rawat pasar yang sudah rusak?” ucapnya.

Budi menambahkan, saat ini pihaknya tengah menyusun kajian bersama Kementerian Keuangan terkait besaran pinjaman yang diizinkan. Se­telah kajian rampung, Pemkot Serang akan mengajukan persetujuan ke DPRD. 

Sumber: