MBG Hadir Baru di 219 Sekolah

Siswa menikmati makanan dan minuman di kantin yang ada di SMP Islam Al Azhar BSD.-SMP Islam Al Azhar BSD-Tangerang Ekspres
TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Di Kota Tangsel saat ini belum semua siswa menikmati program makan bergizi gratis (MBG). Pasalnya, jumlah dapur MBG yang ada di 7 kecamatan belum mencukupi untuk memenuhi ratusan ribu siswa yang ada di kota termuda di Provinsi Banten tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel Deden Deni mengatakan, saat ini di wilayahnya baru ada puluhan dapur umum yang menyiapkan makanan dalam program MBG tersebut.
"Sekarang baru ada 30 dapur MBG, yakni ada yang milik badan gizi nasional (BGN), milik polisi dan pihak ketiga atau yayasan," ujarnya kepada, Senin, (6/10).
Deden menambahkan, saat ini sekolah yang ada di wilayahnya yang sudah melakukan program MBG berjumlah 219 sekolah dari mulai tingkat Paud, TK SD, SMP dan SMA baik negeri dan swasta.
"Baru 219 sekolah atau 68.019 siswa atau baru 25 persen dari total siswa yang ada di Tangsel sekitar 300.000 siswa. Kalau jumlah Paud dan TK ada 700, SD 304 dan SMP 218 sekolah. Jumlah ini belum termasuk jumlah SMA," jelasnya.
Menurutnya, sekolah elit yang ada diwilayahnya melaksanakan MBG mandiri, seperi di Sekolah Al Azhar, Global Islamic School, Insan Cendikia, Stella Maris dan lainnya.
"Sebenarnya sebelum ada program MBG ini mereka sudah melaksanakan program ini, misalnya namanya catering. Biaya MBG ini sudah masuk dalam biaya sekolah. Biaya sekolah elit biasanya dibayar 1 tahun langsung dan disitu sudah termasuk paket makan siang," tuturnya.
Menurutnya, menu MBG yang ada di sekolah elit berbeda dari menu MBG pada umumnya. "Sekolah yang menjalankan MBG mandiri itu jumlahnya baru sekitar 10 persen," tutupnya.
Sementara itu, Kepala SMP Islam Al Azhar BSD Dede Riki mengatakan, pada saat awal MBG dilaksanakan pihaknya meminta persetujuan orangtua siswa apakah akan diadakan MBG atau tidak.
"Waktu diawal MBG kita memberikan form untuk setuju atau tidak, kita komunikasi dengan orangtua tapi, orangtua mayoritas tidak setuju MBG. Tapi, kita tetap makan bergizi mandiri," ujarnya.
Dede menambahkan, di sekolahnya tidak ada program catering seperti sekolah lain namun, konsepnya berbeda.
"Siswa dibekali makanan oleh orangtua dan kita juga ada foodcourt dan menyajikan makanan yang sudah tersertifikasi halal dan kita sudah kerjasama dengan beberapa lembaga yang dikelola oleh koperasi," tambahnya.
Menurutnya, anak-anak bisa beli makanan untuk makan siang di foodcourt kita atau membawa bekal sendiri dari rumah.
"Program ini sudah lama ada dan sejak berdiri sekolah sudah ada," tuturnya.
Sumber: