Realisasi APBD Semester I Capai 52 Persen

Wali Kota Serang, Budi Rustandi saat diwawancarai oleh wartawan usai rapat evaluasi realisasi anggaran di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Serang, Selasa (22/7). (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--
TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Serang hingga semester I tahun 2025 menunjukkan capaian. Dari total target pendapatan sebesar Rp1,5 triliun, realisasinya telah mencapai 52 persen atau sekitar Rp835 miliar. Sementara itu, realisasi belanja tercatat sebesar Rp772 miliar atau 44,99 persen.
Evaluasi ini disampaikan langsung oleh Asisten Daerah (Asda) II Kota Serang, Yudi Suryadi, usai rapat evaluasi realisasi anggaran di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Serang, Selasa 22 Juli 2025.
Menurutnya, capaian tersebut cukup realistis mengingat baru memasuki pertengahan tahun.
“Untuk evaluasi realisasi belanja di tahun 2025 semester I, sudah kita sampaikan bahwa untuk struktur APBD-nya, target pendapatan Rp1,5 triliun sudah mencapai hampir 52 persen atau Rp835 miliar. Untuk belanja realisasinya Rp772 miliar atau 44,99 persen,” ungkap Yudi.
Ia menambahkan, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) menjadi instansi dengan penyerapan anggaran tertinggi, yakni mencapai 52 persen hingga akhir Juni 2025. Hal ini sejalan dengan program prioritas Wali Kota Serang dalam penyelesaian proyek-proyek fisik.
“Penyerapan tertinggi ada di Dinas PUPR, karena sesuai dengan program Wali Kota Serang dalam rangka penyelesaian masalah fisik. Ini bisa dibuktikan, yang biasanya PU itu di akhir (penyerapan), sekarang justru menjadi yang tertinggi sampai bulan Juni 2025,” jelasnya.
Capaian ini disebut Yudi menjadi bukti bahwa Dinas PUPR mampu menjalankan program dengan baik dan konsisten terhadap visi-misi kepala daerah.
“Yang jelas ini sesuai harapan dari Wali Kota dan Wakil Wali Kota Serang, bahwa ternyata PUPR mampu melakukan penyerapan anggaran dengan baik,” ujarnya.
Namun, di sisi lain, Dinas Sosial (Dinsos) tercatat sebagai dinas dengan realisasi anggaran terendah. Hal ini dipicu beberapa faktor teknis dan non-teknis, seperti adanya pergeseran anggaran dan kendala pergantian pimpinan.
“Kalau yang terendah ada di Dinas Sosial, karena memang sempat terjadi pergeseran anggaran sehingga ada tambahan yang membuat realisasinya masih rendah. Anggaran tersebut belum direalisasikan atau belum adanya pembayaran. Nanti akan kita lihat di perubahan APBD selanjutnya,” beber Yudi.
Ia menambahkan, Dinsos juga mengalami kendala non-teknis yang cukup mempengaruhi, seperti adanya pergantian Plt kepala dinas serta cuti ibadah umrah yang diambil oleh pejabat terkait.
“Dinsos juga ada kendala non-teknis seperti kemarin pergantian Plt, akhirnya sedikit mengganggu. Kemarin juga Plt-nya cuti umrah, sehingga sedikit mengganggu,” katanya.
Meski begitu, Yudi optimistis realisasi anggaran akan terus meningkat seiring waktu, terutama menjelang akhir tahun. Ia menilai capaian saat ini masih berada dalam batas yang wajar dan sesuai perencanaan.
“Kalau dilihat secara umum, sampai bulan Juni masih realistis. Ini kan baru enam bulan, mungkin di bulan ini sudah ada perubahan-perubahan,” katanya.
Sumber: