Pembangunan PSEL Ditarget Rampung dalam 3,5 Tahun

Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan memimpin kick off meeting proyek pembangunan fasilitas Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL). -Tri Budi-
Sementara itu, Pimpinan Konsorsium IEH-CNTY, Bobby mengatakan, dalam perhitungan tersebut ada 2 pendapatan investor dari modal yang ditanam. Pertama dari hasil jual listrik dan yang akan dijual ke PLN 19,6 mega watt.
"Kedua pendapatan dari pengolahan sampahnya. Nah, ini berupa biaya layanan pengolahan sampah (BLPS) dan dipemerintah pusat tertuang dalam Perpres akan ada bantuan subsidi dari pusat. Nah, subsidi dari pusat itu aturan pelaksanaannya Permenkeu Tahun 2021 dari pusat bisa membantu maksimal Rp529 ribu," ujarnya.
Bobby mengatakan, pihaknya belum mengetahui berapa porsi dari pemerintah pusat dan daerah namhn, akan ada perundingan dan pembericaraan terlebih dahulu. "Beberapa kekuatan dari APBD dibandingkan porsi yang akan ditanggung pusat. Nanti finalisasinya seteh FS ini lengkap dan diajukan ke pusat," jelasnya.
Pihaknya selaku investor melihat bahwa PSEL adalah proyek yang sangat strategis tidak hanya untuk Kota Tangsel tapi, Indonesia dan ini pasuk proyek strategis nasional (PSN).
"Dalam PSN ini tercantumnya adalah PSEL berbasis teknologi berbasis lingkungan, artinya tidak boleh bau, tidak boleh ada limbah. Air sampah nantinya akan dipakai pendinginan contohnya dan lainnya," ungkapnya.
Bobby mengaku, teknologi yang dipakai bukan teknologi baru tapi, di Singapura sudah dipakai sejak 1980. Namun, teknologi terus ada perkembangan dan terakhir itu ada standar dari Eropa yakni sertivikasi.
"Dan kami akan pakai yang terbaru di 2024.
Pengolahan sampahnya 1.000 ton per hari dengan 100 ton tambahan pengolahan sampah lama," tuturnya.
Sumber: