Wakil Wali Kota Pilar, Guru Ngaji Harus Melek Teknologi
Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan memberikan sambutan saat kegiatan fasilitas penguatan lembaga guru ngaji 2024 di Aula Kantor Kecamatan Ciputat Timur. -Tri Budi-
"Dulu yang namanya habis salat magrib saya pasti ngaji dan itu wajib. Kalau enggak pasti dipukul sama yang namanya sapu sama nenek saya. Saya pasti kalau enggak mau ngaji ngantuk matanya pakai sabun tapi sekarang sudah tidak bisa dilakukan oleh anak-anak sekarang. Itu beda sekali pelajaran tapi pembelajaran agama ini harus terus berjalan karena moto kita ini adalah cerdas modern dan religius," jelasnya.
Menurutny, akhlak dan iman itu menjadi benteng bagi anak-anak kita untuk membangun kota Tangsel jadi cerdas modern dan itu tidak cukup. Hanya saja kecerdasan akademik tapi, juga harus kecerdasan spiritual.
"Siapa yang mengisi kecerdasan spiritual, yaitu para guru ngaji yang berjuang di masyarakat untuk menyampaikan ilmu-ilmu alquran ataupun mengajarkan mengaji Quran kepada anak-anak," tuturnya.
Pilar mengaku inovasi-inovasi diperlukan supaya anak-anak ke depan tidak ada buta alquran. Dari 100 persen masyarakat muslim yang ada di Indonesia, yang bisa ngaji dibawah 50 persen.
"Artinya rendah sekali, maksudnya kemampuan orang baca kitab Quran. Ini sangat berbahaya sekali sedangkan kita adalah masyarakat muslim salah satu yang terbesar di dunia tapi, kemampuan untuk ngaji hanya di bawah 50 persen," tuturnya.
Pilar berharap, guru ngaji dapat mencetak karakter masyarakat yang islami, mereka cerdas secara akademik dan spiritual. "Nah ujung tombaknya kan di guru ngaji, mereka mengajar ngaji di madrasah, surau-surau, musala dan majlis dan ini yang harus diperkuat," harapnya.
Kedepan FPGR dengan Pemkot Tangsel akan terus berinovasi dan memiliki program-program supaya metode mengajarnya bagus, mudah diterima dan bisa mengikuti perkembangan jaman.
"Di era digital ini guru ngaji juga harus bisa melek dengan keberadaan teknologi karena, teknologi ini seperti 2 mata pisau. Kalau digunakan untuk yang negatif ya berdampak negatif nakun, kalau digunakan positif berdampak positif juga," ungkapnya.
Sumber: