Polisi Bongkar Kasus Pengoplos Gas Subsidi
Pengoplos tabung gas LPG tengah mempraktikkan modus yang dilakukan pada saat konferensi pers di Polda Banten, Kamis (20/6/2024).-Syirojul Umam-
Kemudian Pelaku menjual kembali tabung LPG ukuran 12 Kg hasil suntikan di wilayah Kota Cilegon dengan harga Rp200 ribu. Sedangkan untuk LPG 50 Kg hasil suntikan dijual kembali dengan harga Rp750 ribu per tabung.
"Pelaku mendapatkan keuntungan sebesar Rp13 juta perhari, dan telah merugikan negara mencapai Rp3 miliar selama delapan bulan beroperasi," ungkapnya.
Dikatakan Didik, aksi kejahatan dilakukan oleh AS (34) selaku pemilik kegiatan dan AI (38) selaku operator pemindahan atau pelaku penyuntikan. Keduanya merupakan warga Kelurahan Gedong Dalem, Kota Cilegon.
“Kedua pelaku ini dibantu empat orang karyawan, namun mereka ini tidak mengetahui kegiatan tersebut, sehingga kami jadikan saksi,” tuturnya.
Atas aksi itu, kedua pelaku dijerat pasal 55 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001, tentang Minyak dan Gas Bumi sebagaimana telah diubah dengan Pasal 40 angka 9 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-Undang Jo Pasal 55 Ayat (1) ke 1e KUHPidana.
Dengan ancaman hukuman pidana penjara paling lama 6 tahun, atau pidana denda paling banyak Rp60 miliar.
“Setiap orang yang menyalahgunakan Pengangkutan dan/atau niaga bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan/atau liquefied petroleum gas yang penyediaan dan pendistribusiannya diberikan penugasan Pemerintah," paparnya.
"Tentunya ini tidak lepas daripada komitmen Polri bagaimana dapat membuat situasi kamtibmas dan bahan pokok masyarakat menjadi kondusif, dan mengawal subsidi pemerintah agar tepat sasaran. Segala sesuatu yang berbau ilegal yang merugikan masyarakat yang nyata-nyata dilakukan oleh mereka-mereka yang mencari keuntungan untuk kepentingan pribadi ini kita akan tindak tegas," sambungnya. (*)
Sumber: