23 Orang Suspek Corona, Seluruh Puskesmas Mampu Deteksi Dini Covid-19
JAKARTA -- Jumlah orang yang dinyatakan menjadi suspek virus corona semakin bertambah. Kini, jumlah suspek virus corona telah mencapai 23 orang. Juru Bicara Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto menyebut, pemerintah telah melakukan pemeriksaan terhadap total 620 spesimen virus corona. Ia mendetilkan, spesimen yang dikirim dari rumah sakit yakni sebanyak 327 yang berasal dari 63 rumah sakit di 25 provinsi. "Kemudian dari 327 ini, berbicara rumah sakit kita tahu sudah ada 4 yang konfirm positif. Kemudian ada 23 yang masih suspek," jelas Yurianto di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu (8/3). Yurianto menjelaskan, pemeriksaan terhadap suspek virus corona akan dilakukan beberapa kali. Bahkan meskipun hasil pemeriksaan dinyatakan negatif, namun pemeriksaan tetap harus dilakukan beberapa kali. "Pada umumnya kita akan melaksanakan selama seminggu, 7 kali pemeriksaan. Mudah-mudahan di ke delapan tetap negatif. Tetapi banyak laporan dari rumah sakit di luar bahwa pemeriksaan ke-6, ke-7, ke-8 kadang2 menjadi positif," ucap dia. Karena itu, 23 suspek tersebut masih harus diisolasi dan diobservasi lebih lanjut di rumah sakit. Menurut Yuri, temuan 23 suspek tersebut merupakan hasil pengembangan dari kasus 1 dan kasus baru. Salah satu dari 23 suspek pun tengah dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. "Dan ada beberapa kasus baru yang tidak bagian dari kasus ini. Datang satu-satu yang baru. Seperti dua suspek di Bali baru datang. Tidak merupakan kluster yang lain. Jadi ini sedang kita lakukan," kata dia. Selanjutnya, pemerintah akan terus melakukan pelacakan terhadap sub klaster dari kasus 3 dan kasus 4. Ia menyampaikan, keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan penyakit ini dapat dicapai dengan memutuskan rantai penularan virus. Karena itu pasien harus diisolasi Achmad Yurianto juga mengatakan, seluruh Puskesmas di Indonesia mampu melakukan deteksi dini Covid-19. "Semua Puskesmas di seluruh Indonesia mampu untuk melaksanakan deteksi dini masalah ini," kata Yurianto. Yurianto menegaskan deteksi dini yang dilakukan Puskesmas merupakan wujud kemampuan Puskesmas dalam menangani Covid-19. Dia menjelaskan ketika seseorang mengeluh batuk dan pilek ke Puskesmas, maka Puskesmas akan menanyakan health alert card untuk kemudian dapat segera merujuk yang bersangkutan ke rumah sakit. "Deteksi dini itu menangani. Jadi menangani itu jangan dikonotasikan keberadaan ruang isolasi bertekanan negatif di Puskesmas, pasti tidak ada di Puskesmas. Jadi menangani bukan seperti itu," ujar dia menjelaskan. Lebih lanjut Yurianto mengimbau masyarakat untuk tidak panik menyikapi Covid-19, atau gejala-gejalanya, meskipun di daerahnya tidak ada rumah sakit besar. "Tidak perlu panik karena di daerahnya tidak ada rumah sakit besar, karena bukan seperti itu," tuturnya. Adapun bagi masyarakat yang ingin mengetahui seputar Covid-19, pemerintah telah membuka hotline di nomor 119. Nomor itu dapat dihubungi siapa pun, sekalipun hanya untuk menanyakan apa itu Covid-19, tanda-tanda Covid-19, serta langkah-langkah yang harus dilakukan jika ada gejala Covid-19.(rep)
Sumber: