Melihat Konsep Pembelajaran Kontekstual SDN Jatake 5 Kota Tangerang, Belajar dari Tanah, Siswa Diajak Berkebun
BERKEBUN: Siswa SDN Jatake 5 saat berkebun sebagai salah satu cara sekolah mengenalkan siswa tentang kecintaan kepada alam.(Randy/Tangerang Ekspres)--
TANGERANGEKSPRES.ID, JATIUWUNG — Pagi itu halaman SDN Jatake 5, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang tampak berbeda. Bukan hanya deretan siswa berseragam merah putih yang berbaris rapi, tetapi juga cangkul kecil, polybag hitam, dan bibit tanaman yang tersusun di sudut sekolah. Tawa anak-anak pecah saat tangan mungil mereka mulai menyentuh tanah, menandai dimulainya kegiatan berkebun yang menjadi pengalaman belajar tak biasa.
Di bawah sinar matahari yang masih ramah, para siswa tampak antusias mengikuti arahan guru. Ada yang sibuk memasukkan tanah ke dalam polybag, ada pula yang dengan hati-hati menanam bibit sayuran. Tanpa disadari, kegiatan sederhana ini mengajarkan mereka banyak hal—tentang kesabaran, tanggung jawab dan cinta terhadap lingkungan.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) adalah pendekatan yang menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa agar pembelajaran lebih bermakna, mendorong siswa memahami penerapan pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari melalui prinsip seperti menghubungkan (Relating), mengalami (Experiencing), menerapkan (Applying), bekerja sama (Cooperating), dan mentransfer (Transferring).
Kegiatan berkebun ini dirancang sebagai bagian dari pembelajaran kontekstual. Anak-anak tidak hanya mendengar penjelasan di dalam kelas, tetapi juga langsung mempraktikkan apa yang mereka pelajari. Dari proses menanam, menyiram, hingga merawat tanaman, siswa diajak memahami bahwa tumbuhan membutuhkan perhatian agar dapat tumbuh dengan baik, sama seperti manusia.
Bagi sebagian siswa, ini adalah pengalaman pertama mereka berkebun. Raut wajah penasaran bercampur senang terlihat jelas saat mereka melihat tanah yang awalnya kosong kini berisi tanaman kecil. Beberapa siswa bahkan saling membandingkan hasil tanamannya, berharap bibit mereka tumbuh paling subur.
Suasana kebersamaan begitu terasa. Siswa saling membantu, berbagi alat, dan bekerja sama menyelesaikan tugas. Guru-guru pun tidak hanya memberi instruksi, tetapi turut mendampingi dan memberi contoh. Interaksi hangat ini membuat kegiatan berkebun terasa seperti bermain, namun sarat dengan nilai edukatif.
Selain menanam tanaman, siswa juga dikenalkan pada pentingnya menjaga lingkungan sekolah tetap hijau dan bersih. Mereka diajak memahami bahwa berkebun bukan sekadar aktivitas fisik, melainkan bentuk kepedulian terhadap alam. Dari halaman sekolah inilah, benih kesadaran lingkungan ditanam dalam diri mereka.
Kepala SDN Jatake 5 Kota Tangerang Rukmini Di SDN Jatake 5 Kota Tangerang, berkebun bukan hanya tentang menanam tanaman, tetapi juga menumbuhkan karakter, kebersamaan, dan kecintaan pada lingkungan sejak usia dini.
”Ini salah satu cara kita untuk mengajak siswa cinta akan lingkungan, dengan berkebun siswa akan bisa tahu bagaimana prosesnya dan bukan hanya melihat saja,” ujarnya kepada Tangerang Ekspres, Rabu (17/12).
Menurut Rukmini, Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan serta melatih siswa agar lebih bertanggung jawab dan mandiri. ”Melalui kegiatan berkebun, siswa belajar menanam, merawat, dan menjaga tanaman dengan baik. Selain itu, berkebun juga menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan karena siswa dapat belajar langsung dari alam. Lingkungan sekolah pun menjadi lebih hijau, asri, dan nyaman,” paparnya.(ran)
Sumber:

