BJB OKTOBER 2025

Imbas Temuan Kemensos, Ribuan Penerima Bansos Dinonaktifkan

Imbas Temuan Kemensos, Ribuan Penerima Bansos Dinonaktifkan

Kepala Dinas Sosial Kota Serang Muhammad Ibra Gholibi saat ditemui oleh Tangerang Ekspres, Senin (15/9). (ALDI ALPIAN INDRA/TANGERANG EKSPRES)--

TANGERANGEKSPRES.ID, SERANG — Dinas Sosial (Dinsos) Kota Serang memastikan seba­nyak 1.500 penerima bantuan sosial (bansos) yang terindikasi penyalahgunaan rekening telah di­coret dari daftar penerima. Meski begitu, mereka masih bisa kembali mengajukan bantuan apabila terbukti benar-benar layak.

Kepala Dinsos Kota Serang, Muhammad Ibra Gholibi, me­ngatakan pe­non­aktifan tersebut dilakukan se­­telah adanya temuan dari Pusat Pelaporan dan Analisis Tran­­saksi Keuangan (PPATK) ber­­­sama Kementerian Sosial (Ke­mensos). 

“Iya, jadi mereka itu kemarin ter­­­indikasi. Rekeningnya ter­in­dikasi oleh PPATK dan Ke­men­­­­terian Sosial, disalah­gu­nakan. Bisa jadi oleh oknum, mungkin anaknya atau cu­cunya. Jadi kita lakukan ve­rifikasi ulang. Semen­tara ini memang dinonaktifkan. Nanti kalau memang benar-benar layak, mereka bisa mengajukan lagi lewat aplikasi. Kita akan cek ulang,” ujarnya, Senin (15/9).

Ia menjelaskan, deteksi di­la­kukan dengan memantau re­kening penerima bansos

Jika rekening terindikasi dipakai untuk transaksi yang tidak semestinya, secara oto­matis bantuan dihentikan. 

“Rekening penerimanya itu dicek oleh PPATK, Kemen­terian Sosial, dan BI. Kalau terindikasi dipakai untuk yang tidak semestinya, ya otomatis distop,” jelasnya.

Meski begitu, Ibra mene­gaskan pemerintah tetap mem­beri kesempatan bagi masyarakat miskin yang benar-benar membutuhkan untuk mengajukan kembali. 

“Kalau memang masyarakat benar-benar membutuhkan, mereka bisa mengajukan kem­bali dan kita cek ulang,” katanya.

Dari total 1.500 penerima yang dicoret, Ibra mengakui memang ada ASN yang terli­bat. Terkait jumlahnya, ia menyebutkan masih dalam proses rekapitulasi. 

“ASN Kota Serang memang ada, tapi jumlahnya tidak banyak, di bawah 20 orang. Perkiraan mungkin sekitar 10. Yang paling banyak me­mang terindikasi judi online,” katanya.

Untuk mencegah kejadian serupa, Dinsos melakukan verifikasi dan pengecekan langsung di lapangan dengan melibatkan pendamping Pro­gram Keluarga Harapan (PKH). 

“Kita lakukan ground che­cking dibantu teman-teman PKH agar penyaluran bantuan tepat sasaran. Ini sesuai arahan Wali Kota agar program benar-benar menyentuh ma­syarakat yang berhak,” kata Ibra.

Ia juga menambahkan, dari ASN tersebut ada sebagian penerima yang saat awal pendataan tidak berstatus ASN namun kini sudah dite­rima sebagai ASN atau PPPK. 

“Mungkin dulu belum PNS, tapi sekarang sudah diangkat menjadi ASN atau PPPK. Karena itu perlunya verifikasi ulang, supaya data selalu sesuai dengan kondisi ter­baru,” jelasnya.

Sumber: