TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Sebanyak delapan ribu warga Banten mengidap HIV/AIDS. Mereka tertular virus tersebut lantaran akibat hubungan seks yang menyimpang dan pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik bersamaan.
Hal itu diungkapkan salah satu penyintas HIV/AIDS berinisial IR saat ditemui, Selasa, 2 Desember 2025.
IR yang merupakan warga Karawaci, Kota Tangerang mengatakan, Penyakit HIV/AIDS terjadi akibat virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. Virus ini menginfeksi dan menghancurkan sel darah putih yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh.
”Orang dengan HIV/AIDS kekebalan tubuhnya semakin lemah, sehingga pengidapnya jadi rentan terserang berbagai penyakit,” ungkap IR.
Dia menyebut, berdasarkan informasi yang didapat, saat ini di Provinsi Banten terdapat 8.000 orang dengan HIV/AIDS (Odha).
”Data itu berdasarkan yang saya tau dari lapangan. Nah itu bagi Odha yang mau berobat. Diluar sana masih banyak yang sudah kita ajak berobat, pastinya akan lebih banyak lagi,” sebutnya.
Menurut IR yang menjadi bagian dari tim konseling, dari hasil Surveilans, mereka yang tertular HIV/AIDS didominasi dari hubungan seks yang menyimpang, yaitu laki-laki sesama laki-laki (LSL), kemudian hubungan seks yang kerap berganti pasangan tanpa pengaman dan para pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik bersamaan.
”Paling banyak penularan HIV/AIDS dari hubungan seks yang menyimpang, yaitu hubungan LSL yang saya tahu bukan hanya se-Banten, tapi di Indonesia ini LSL yang menularkan terbanyak,” bebernya.
”Berdasarkan informasi, di Banten sendiri paling banyak wilayah kabupaten Tangerang paling banyak orang dengan HIV/AIDS,” sambungnya.
IR menekankan, pihak pemerintah seharusnya lebih mengoptimalkan kembali terkait sosialisasi dan edukasi ke tengah masyarakat. Sebab, hingga saat ini stigma orang dengan HIV/AIDS tersebut, masyarakat masih cenderung bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit kutukan yang sulit berinteraksi dengan lingkungannya.
”Pemerintah perlu mengoptimalkan edukasi dan sosialisasi secara masif di tengah masyarakat. Mereka belum tersentuh secara optimal. Pun di Kota Tangerang yang informasinya mudah didapat tetapi di beberapa lokasi masih ada stigma itu,” ujarnya.
Dia juga berpesan bagi orang dengan HIV/AIDS, bahwa virus HIV/AIDS dapat dikendalikan selama melakukan pengobatan secara rutin. ”Bahwa HIV/Aids itu bisa dikendalikan. Jadi jangan takut untuk pengobatan. Obat bisa diakses secara gratis disemua Puskesmas dan rumah sakit. Jadi gak perlu khawatir bahwa HIV/Aids adalah akhir segalanya,” kata IR
”Saya sendiri kena tahun 2009. Saya sadar dulu saya bandel pake narkoba, sering pake jarum suntik, dari situ saya kena, istri kena, karena kita rajin berobat, puji syukur semua anak saya negatif. Yang terpenting kita harus rajin berobat,” pungkasnya.
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Tangerang mencatat bahwa kasus penyebaran virus HIV/AIDS didominasi dari hubungan seks yang menyimpang yaitu, laki-laki sesama laki-laki (LSL) atau hubungan seks sesama jenis. Baik dari kelompok gay maupun biseksual.
”Sekitar 20 persen lebih kasus penyebaran virus HIV/AIDS ditularkan oleh perilaku hubungan seks sesama jenis, yaitu LSL. Itu paling mendominasi penularan virus HIV/AIDS,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni di sela-sela kegiatan Hari AIDS Sedunia di TangCity Mal, Senin, 1 Desember 2025.