grup disway
BJB NOVEMBER 2025

Tangerang Terbanyak Pengidap HIV/AIDS di Banten

Tangerang Terbanyak Pengidap HIV/AIDS di Banten

Dinas Kesehatan Kota Tangerang bersama Penyintas HIV/AIDS menggelar kegiatan Hari Aids Sedunia di TangCity Mal, Senin 1 Desember 2025.-(Abdul Aziz Muslim/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Sebanyak de­­lapan ribu warga Banten me­ngidap HIV/AIDS. Mereka tertular virus tersebut  lantaran akibat hubungan seks yang menyimpang dan pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik bersamaan. 

Hal itu diungkapkan salah satu penyintas HIV/AIDS ber­inisial IR saat ditemui, Selasa, 2 Desember 2025.

IR yang merupakan warga Karawaci, Kota Tangerang me­ngatakan, Penyakit HIV/AIDS  terjadi akibat virus yang me­rusak sistem kekebalan tubuh. Virus ini menginfeksi dan meng­hancurkan sel darah putih yang merupakan bagian pen­ting dari sistem kekebalan tu­buh.

”Orang dengan HIV/AIDS kekebalan tubuhnya semakin lemah, sehingga pengidapnya jadi rentan terserang berbagai penyakit,” ungkap IR.

Dia menyebut, berdasarkan informasi yang didapat, saat ini di Provinsi Banten terdapat 8.000 orang dengan HIV/AIDS (Odha). 

”Data itu berdasarkan yang saya tau dari lapangan. Nah itu  bagi Odha yang mau ber­obat. Diluar sana masih banyak yang sudah kita ajak berobat, pastinya akan lebih banyak lagi,” sebutnya.

Menurut IR yang menjadi bagian dari tim konseling, dari hasil Surveilans, mereka yang tertular HIV/AIDS didominasi dari hubungan seks yang me­nyimpang, yaitu laki-laki se­sama laki-laki (LSL), kemudian hubungan seks yang kerap ber­ganti pasangan tanpa pe­ngaman dan para pengguna narkoba yang menggunakan jarum suntik bersamaan.

”Paling banyak penularan HIV/AIDS dari hubungan seks yang menyimpang, yaitu hubu­ngan LSL yang  saya tahu bukan hanya se-Banten, tapi di Indo­nesia ini LSL yang menularkan terbanyak,” bebernya.

”Berdasarkan informasi, di Banten sendiri paling banyak wilayah kabupaten Tangerang paling banyak orang dengan HIV/AIDS,” sambungnya.

IR menekankan, pihak peme­rintah seharusnya lebih me­ngoptimalkan kembali terkait sosialisasi dan edukasi ke te­ngah masyarakat. Sebab, hingga saat ini stigma orang dengan HIV/AIDS tersebut, masyarakat masih cenderung bahwa HIV/AIDS merupakan penyakit ku­tukan yang sulit berinteraksi dengan lingkungannya. 

”Pemerintah perlu mengop­timalkan edukasi dan sosialisasi secara masif di tengah masya­rakat. Mereka belum tersentuh secara optimal. Pun di Kota Tangerang yang informasinya mudah didapat tetapi di be­berapa lokasi masih ada stigma itu,” ujarnya.

Dia juga berpesan bagi orang dengan HIV/AIDS, bahwa virus HIV/AIDS dapat dikendalikan selama melakukan pengobatan secara rutin. ”Bahwa HIV/Aids itu bisa dikendalikan. Jadi ja­ngan takut untuk pengobatan. Obat bisa diakses secara gratis disemua Puskesmas dan rumah sakit. Jadi gak perlu khawatir bahwa HIV/Aids adalah akhir segalanya,” kata IR

”Saya sendiri kena tahun 2009. Saya sadar dulu saya bandel pake narkoba, sering pake ja­rum suntik, dari situ saya kena, istri kena, karena kita rajin be­robat, puji syukur semua anak saya negatif. Yang ter­penting kita harus rajin bero­bat,” pungkasnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Tangerang mencatat bah­wa kasus penyebaran virus HIV/AIDS didominasi dari hu­bungan seks yang menyim­pang yaitu, laki-laki sesama laki-laki (LSL) atau hubungan seks sesama jenis. Baik dari kelompok gay maupun bisek­sual. 

Sumber: