Tugu Mauk Dipercantik

Tugu Mauk Dipercantik

MAUK – Tugu Mauk yang berada persis di perempatan jalan, depan Kantor Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang dibangun untuk mengenang jasa pahlawan nasional Otto Iskandardinata. Pada 1966, tugu yang berdiri tegak dengan tinggi sekitar tiga meter ini diresmikan H. Muchdi, Bupati Daerah Tingkat (DT) II Tangerang, Provinsi Jawa Barat (sekarang, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten). Fakta lainnya, ternyata dibalik kokohnya bangunan tiga orang yang sedang mengankat perisai api ini, sudah megalami perbaikan beberapa kali. Perbaikan tersebut, mulai dari bentuk dan letak, Tugu Mauk. Kali ini, Pemerintah Kecamatan Mauk kembali mempercantik Tugu Mauk, untuk mengenang sosok Otto Iskandardinata, seorang pahlawan nasional yang memiliki nama lengkap Raden Otto Iskandardinata, lahir di Bojongsoang, Bandung pada 31 Maret 1897. Kemudian, wafat di Kecamatan Mauk, pada 20 Desember 1945. Khalid Mawardi, Kepala Seksi (Kasi) Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Mauk mengatakan, pihaknya sedang mempercantik kondisi Tugu Mauk. Sebelum dipercantik, kondisi tugu terlihat tidak terawat dan kumuh. “Sekarang kami sudah melapisi Tugu Mauk, dengan keramik marmer. Lalu, memasang pagar yang mengelilingi tugu. Kemudian, tiga orang yang sedang mengangkat perisai api, diberikan cat berwarna hitam dibagian celana dan cat berwarna emas dibagian kain yang terikat dibagian kepala serta pinggang,” kata Khalid, Kepada Tangerang Ekspres, Selasa (18/12). Sebelumnya, dalam catatan sejarah yang disampaikan Pemerhati Sejarah di Kecamatan Mauk, Bagio Wijaya mengatakan, Otto Iskandardinata merupakan salah satu Menteri Keamanan pada zaman Presiden Soekarno. Otto diculik anggota Laskar Hitam Tangerang. Kemudian, Otto dikurung di rumah tahanan di Tanah Tinggi, Tangerang, selama lima hari pada 10 sampai 15 Desember 1945. Dari rumah tahanan itu, Otto dipindahkan ke rumah tahanan di Mauk (sekarang menjadi Kantor Pegadaian Mauk). Lima hari berikutnya, Otto menghembuskan nafas terakhir setelah dieksekusi anggota Laskar Hitam Tangerang yang beranggotakan Mutjiba, Usman, Mukri dan Enjon. Saat itu, Otto dieksekusi di Kampung Pelelangan, Desa Ketapang, Kecamatan Mauk. “Tidak ada yang mengetahui pasti penyebab diculik dan dieksekusinya Otto Iskandardinata di Pantai Mauk, apakah dianggap mata-mata atau apa,” ujarnya. Bagio menambahkan, nama Otto Iskandardinata diabadikan menjadi nama jalan dibeberapa tempat, diantaranya di Kecamatan Mauk. Lalu di Bandung dan Jakarta.Tidak sulit mengenali pahlawan yang diberikan julukan Si Jalak Harupat ini, karena wajah Otto dapat dilihat pada uang kertas pecahan Rp20 ribu, yang dikeluarkan Bank Indonesia pada 2004 lalu. (mg-2/mas)

Sumber: