Kenalkan Pelajar Mencintai Mangrove

Kenalkan Pelajar Mencintai Mangrove

KEMIRI – Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang terus mengajak para pelajar SD, SMP, dan SMA agar lebih mencintai hutan mangrove. Apalagi, hutan mangrove bisa dijadikan kawasan wisata juga merupakan sarana belajar bagi mereka. "Sebab, mencintai lingkungan dan alam itu, termasuk mata pelajaran bagi siswa dan harus disosialisasikan para guru-guru di sekolah," kata Hari Mahardhika, staf Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, kepada para pelajar dan guru saat menanam mangrove di Desa Patramanggala, Kecamatan Kemiri, belum lama ini. Menurut Hari, selama ini pesisir pantai utara Kabupaten Tangerang sudah banyak mengalami kerusakan cukup parah. Penyebabnya adalah abrasi pantai dari air laut yang pasang. Penanaman mangrove menjadi salah satu solusi yang harus dilakukan. "Pemerintah Kabupaten Tangerang terus berupaya menyelamatkan abrasi pantai dengan menanam mangrove," ujar Hari, yang juga Sekjen Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Kabupaten Tangerang. Lebih lanjut Hari memaparkan, ekosistem mangrove di Indonesia terus mengalami degradasi akibat alih fungsi lahan. Saat ini, kata dia, luas mangrove di dunia sekitar 15 juta hektare. Di Indonesia, terdapat 3,4 juta hektare mangrove dengan 1,8 juta di antaranya atau 54 persen mengalami degradasi. “Degradasi mangrove akibat berbagai kepentingan, seperti tambak, permukiman, perkebunan, industri, dan infrastruktur pelabuhan. Hal-hal ini yang seringkali mengorbankan keberadaan mangrove,” ujar Hari. Meskipun demikian, Hari melanjutkan, sebagai negara yang memiliki ekosistem mangrove terluas di dunia, Indonesia terus berupaya menjaga kelestarian hutan mangrovenya. Menurut dia, saat ini dibutuhkan rehabilitasi mangrove secara terus-menerus minimal 50 ribu hektare setiap tahunnya. Sayangnya, kemampuan anggaran pemerintah hanya sekitar 500 hektare setiap tahun. Karena itu, Firman menekankan pentingnya merehabilitasi dan mempertahankan mangrove. Apalagi, mangrove adalah benteng alami dari abrasi. Bahkan, bencana tsunami bisa diredakan jika vegetasi mangrove terjaga baik. Secara ekonomi, mangrove juga menjadi lokasi pemijahan berbagai satwa komersial seperti ikan, udang, dan kepiting. “Mangrove juga menyimpan karbon lebih banyak daripada hutan daratan. Sehingga perannya pada mitigasi perubahan iklim global sangat penting,” ujar Hari. Dalam rehabilitasi mangrove, Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang merangkul berbagai pihak, termasuk salah satunya pelajar. Para pelajar diajak langsung menanam mangrove, sehingga kecintaan pelajar terhadap hutan mangrove akan ternanam sejak dini. “Sudah ada beberapa kerjasama penanaman pohon dengan pihak sekolah. Ini akan kami terus tingkatkan untuk mendukung program penanaman mangrove di Kabupaten Tangerang,” katanya. Selain mengajak keterlibatan pelajar, Hari mengatakan, diperlukan sosialisasi untuk mengubah pola pikir (mind set) masyarakat secara terus-menerus. Masyarakat harus terus diingatkan bahwa menanam dan menjaga lingkungan memiliki arti penting bagi kehidupan generasi anak-cucu kelak. Salah satunya dengan menjaga ekosistem mangrove yang keberadaannya begitu penting. (mas)

Sumber: