Kerja Sama Dinkop-KKPI Bisa Tekan Inflasi
SERPONG-Dinas Koperasi dan UKM Tandatangani kerja sama dengan Koperasi Kelautan Dan Perikanan Indonesia (KKPI) untuk distribusi ikan di Kota Tangsel. Selain untuk memenuhi kebutuhan pangan, ini dilakukan untuk menjaga inflasi daerah. “Ini menjadi suatu kesempatan, KKPI bisa bekerja sama dengan koperasi-koperasi di Kota Tangsel untuk bisa menjual ikan-ikan. Sehingga kebutuhan ikan di Kota Tangsel bisa tercukupi dengan baik,” kata Dahlia Nadaek, Plt Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Tangsel dalam acara Peluang Usaha dan Distribusi Ikan Dalam Memenuhi Ketersediaan dan Ketahanan Pangan Masyarakat Kota Tangsel di wilayah Serpong, Kamis (24/5). Diungkapkannya, kebutuhan ikan di Kota Tangsel mencapai 190 ton ikan per hari. Tentunya ini menjadi peluang emas bagi koperasi di Tangsel. Terlebih dari jumlah koperasi yang ada, yaitu 28 ribu koperasi, sebanyak 70 persen merupakan koperasi di bidang kuliner. “Sekitar 17 ribu koperasi merupakan usaha kuliner, sehingga sangat membutuhkan ikan untuk dikonsumsi. Peluang usaha ini harus bisa dimanfaatkan oleh koperasi yang ada di Tangsel khususnya koperasi konsumen dan perdagangan,” ujar Dahlia. Setelah kerja sama ini, lanjut Dahlia, nantinya koperasi di Tangsel akan menjadi agen atau mitra dari KKPI untuk menyedikan ikan-ikan segar bagi masyarakat. Sehingga kebutuhan pangan khususnya ikan bisa tercukupi dan inflasi bisa dijaga. “Peserta yang hadir ada 50 koperasi konsumen dan perdagangan. Inilah yang akan menjadi distributor untuk menjual ke masyarakat. Mereka akan mnedapat freezer, pendampingan dari KKPI, dalam menata dan menjual serta menjaga ikan agar tetap segar ketika sampai di tangan masyarakat,” jelasnya. Dengan terpenuhinya ikan untuk masyarakat Tangsel, diharapkan menciptakan masyarakat yang cerdas. Sebab protein yang terkandung dalam ikan sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Selain itu, harga yang akan diberikan oleh koperasi lebih murah dibandingkan dengan harga di pasar. Yakni 10 sampai 20 persen. “Jangan sampai kekurangan protein dan gizi. Apalagi anak-anak sangat berpengaruh untuk perkembangan otak. Selain itu, gaya hidup di masyarakat sudah bergeser. Dari karbohidrat ke protein, dari yang gemuk ingin kurus. Jelas ini menjadi peluang usaha dan menyejahterakan masyarakat,” tambah Dahlia. Di tempat yang sama, Ketua 1 KKPI Wahyu Taqwa Dhie menambahkan, kerja sama ini untuk membantu dan mendukung Kota Tangsel untuk mewujudkan kepentingan masyarakat dalam memenuhi ketersediaan pangan dan ketahanan pangan khsususnya lauk pauk ikan. Dimana pemerintah darah (pemda) berharap menjaga harga pangan dan bisa terkontrol dengan baik. “Karena ada target inflasi daerah yang dikelola TPID bersama-sama dengan Pemkot. Ini penting bagi semua pihak, oleh karena itu KKPI melakukan sinergi antar koperasi untuk mewujudkan peluang-peluang usaha distribusi ikan di Tangsel,” kata Wahyu. Ditambahkannya, terlebih Kota Tangsel tidak memiliki garis pantai sehingga untuk memenuhi kebutuhan ikan memiliki jarak, waktu dan perbedaan harga yang signifikan. Oleh sebab itu, KKPI berharap bisa menyelesaikan permasalahan ini untuk mengendalikan katahanan pangan dan inflasi daerah. “Kami akan menunjuk ageniagen di setiap keluarahan dan koperasi inilah yang memegangnya. Nantinya di setiap kelurahan memiliki sub agen di RW didukung dengan freezer, pelatihan dan marketing pemasaran yang akan kami berikan,” imbuhnya. Dijelaskannya, kebutuhan ikan di Jabodetabek mencapai 1.500 sampai dengan 2.500 ton per hari. Sedangkan di Tangsel sebanyak 190 ton dari seluruh jenis ikan. Menrutnya, ini sebagai peluang bagi koperasi di Tangsel untuk mewujudkan perekonomian yang lebih baik. “Target kami pedagang sayaur akan membeli di agen-agen atau mitra koperasi kami di keluarahan. Sehingga inflasi daerah tetap terkendali,” pungkasnya. (mg-7/esa)
Sumber: